Populasi Menyusut, Padahal Kemiri Punya Fungsi Konservasi dan Ekonomi

Musim berbunga pohon kemiri dan berbagai jenis pohon buah lain bahkan dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk meletakkan kotak lebah yang akan mencari sari madu di wilayah tersebut.

Meski bisa dipergunakan sebagai bahan baku bumbu masakan ekstrak biji tanaman kemiri juga kerap dimanfaatkan sebagai bahan baku industri campuran bahan cat dan pembuatan biodesel meski pemanfaatan belum dilakukan untuk industri dan baru sebatas untuk bahan bumbu masakan untuk dijual di sejumlah pasar tradisional.

Selain menanam di lahan khusus sebagian masyarakat di dekat hutan Gunung Rajabasa juga mulai membudidayakan tanaman kemiri yang memiliki fungsi secara ekonomi dari hasil penjualan buah kemiri namun juga memiliki manfaat sebagai pohon reboisasi.

Beberapa warga di Desa Rawi bahkan membudidayakan tanaman kemiri di antaranya Komarudin yang mengambil biji kemiri jatuhan dari lereng Gunung Rajabasa dan membuatnya menjadi bibit dalam polybag dengan harga Rp5.000 pada tanaman berusia tiga bulan.

“Tanaman kemiri selain sebagai peneduh juga bisa menjaga resapan air malah di beberapa lereng gunung menjadi sumber mata air dan di tepi jalan sebagai pohon penghijauan,” papar Komarudin.

Permintaan bibit tanaman kemiri sebagai tanaman selingan serta pohon penghijauan produktif bernilai ekonomi tinggi membuat potensi pembudidayaan tanaman kemiri masih dilirik warga Desa Rawi.

Selain ikut membantu konservasi lingkungan, penanaman di kawasan hutan dan kebun membuat warga tidak menebang kayu akibat bisa memperoleh hasil dari tanaman kemiri yang memberi hasil non kayu.

Tanaman kemiri yang menjadi penyokong ekonomi masyarakat sekitar hutan Rajabasa bahkan menjadikan kesadaran masyarakat akan tanaman menghasilkan tersebut sekaligus sebagai tanaman reboisasi.

Lihat juga...