Warga Totoharjo, Akhirnya Bisa Nikmati Jalan Cor Beton
Widodo juga mengatakan, perbaikan akses jalan tersebut menjadi harapan warga di wilayah Dusun Sumbermuli, Karangendah, dan Blebug yang berada di kawasan pesisir pantai dengan akses jalan yang rusak, sehingga kerap menjadi wilayah terisolir selama hampir puluhan tahun. Selain itu, akses jalan dari Kecamatan Rajabasa menuju ke Kecamatan Bakauheni, warga harus memutar jalan sepanjang 30 kilometer, meski keberadaan jalan penghubung lebih dekat dengan jarak tempuh hanya sepanjang 5 kilometer.
Selain lebih efisien, pembangunan jalan rigid dipastikan akan mendorong sektor wisata dan perekonomian warga di dua kecamatan tersebut yang mayoritas berprofesi sebagai petani pekebun dan nelayan.
Widodo menegaskan, pada proses pengecoran dari total 1200 meter tersisa sepanjang 280 meter yang akan diselesaikan dengan pengecoran oleh setiap kendaraan pengirim adukan konsentrat semen, pasir dan batu split yang akan dijadikan beton dengan kapasitas setiap mobil sebanyak 7 kubik dan didatangkan dari PT Bima dari Panjang Bandarlampung.
“Hari ini sudah tahap penyelesaian dengan target besok pagi selesai dan setelah proses pengeringan selama lima hari lebih bisa dilalui warga menggunakan kendaraan roda empat”, terang Widodo.
Selain pembangunan infrastruktur jalan dengan sistem rigid pavement dan aspal hotmix untuk mendukung sektor wisata, pembangunan akses jalan juga dilakukan dengan menggunakan paving blok sepanjang 1500 meter di Desa Kelawi menuju Pantai Mandok, yang selama ini sulit diakses akibat kondisi jalan yang rusak.
Kondisi jalan dengan sistem pengerjaan cor beton dan aspal hotmix, diakui oleh Sukandar, warga Desa Totoharjo, menjadi kebutuhan infrastruktur jalan warga selama puluhan tahun. Sukandar yang merupakan warga Totoharjo menyebut, selama ini membutuhkan waktu tempuh selama 45 menit sementara dengan perbaikan jalan dengan cor beton dan aspal hotmix dirinya bisa menghemat waktu hanya sekitar 15 menit sampai ke Pelabuhan Bakauheni.