Upacara Beluluh, Ritual dalam Festival Erau

TENGGARONG — Pelaksanaan Festival Erau atau Erau International Folklore and Art Festival (EIFAFI) yang diselenggarakan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Tenggarong hari ini (31/7) ditutup dengan prosesi merebahkan tiang ayu, yang merupakan salah satu barang pusaka kesultanan Kutai Kartanegara. Setelah Minggu kemarin (30/7), puncak pelaksanaan Erau dengan upacara Ngulur Naga serta Belimbur.

Berbagai kegiatan masuk dalam rangkaian festival Erau yang dilaksanakan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Tenggarong. Salah satu upacara adat adalah ritual upacara adat Beluluh Sultan. Upacara ini berlangsung di Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara ing martadipura yang dilakukan oleh Sultan Kutai Adji Mohammad Salehoeddin II.

Wisatawan dari Bulgaria, Evylin – [Foto : Ferry Cahyanti]
Dalam ritual, Sultan Kutai HAM Salehoeddin II duduk di atas sebuah balai yang terbuat dari bambu kuning dengan 41 kaki. Seorang pawang Belian melakukan tepong tawar serta membacakan mantera untuk memohon keselamatan Sultan selama kegiatan Erau berlangsung. Upacara Beluluh ini diakhir dengan ritual Ketikai Lepas atau menarik anyaman jalur kuning antara Sultan Kutai dengan tiga orang hadirin.

Ritual upacara adat Beluluh berlangsung khidmat dan lancar, yang disaksikan ratusan warga Kutai Kartanegara dan wisatawan domestik maupun mancanegara. Pengunjung yang nonton juga menyaksikan dengan khidmat dan antusias.

Salah satu pengunjung Ranti (35) mengatakan berbagai upacara adat yang bisa dilihatkan oleh pengunjung sangat bagus dan menarik. “Upacara adat yang dimiliki daerah memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Dan saya senang bisa nonton, prosesi ritual yang ada pada festival Erau,” tuturnya.

Lihat juga...