Jelang TA Baru, Penjualan Perlengkapan Sekolah, Meningkat

Ahmad mengatakan, sebagai strategi penjualan, ia juga membuka tiga lapak di pasar yang sama yang dilakukan oleh beberapa karyawannya. “Saya membagi penjualan dalam tiga lapak, agar bisa menjangkau pembeli dari berbagai wilayah, karena kalau hanya satu lokasi di toko tempatnya tidak mencukupi,” ungkap Ahmad.

Pedagang lain di pasar tradisional Pasuruan yang menjual peralatan sekolah dengan sistem hamparan, Sodikin (40), mengaku hanya khusus menjual peralatan sekolah jenis alat tulis di antaranya buku tulis, buku gambar, bolpoin, sampul buku, penghapus serta peralatan tulis lain tanpa menjual seragam sekolah.

Berjualan dengan sistem berpindah setiap hari dari pasar tradisional di beberapa kecamatan di Lampung Selatan, dilakukannya sejak Juni hingga Juli mendekati tahun ajaran baru sekolah. Fokus berjualan alat tulis dengan sistem harga satuan, dan sebagian pedagang lain berjualan dengan sistem lusinan.

Strategi tersebut diakuinya untuk menjangkau siswa sekolah atau ibu rumah tangga yang akan membelikan buku tambahan akibat sudah memiliki stok alat tulis pada tahun ajaran baru. “Kalau siswa yang mau masuk sekolah biasanya dibelikan alat tulis dengan sistem lusinan, tapi kalau siswa yang naik kelas biasanya hanya butuh beberapa item alat tulis, sehingga kita jual eceran,” terang Sodikin.

Selama dua pekan berjualan, dibantu oleh sang anak, Sodikin bisa menjual lebih dari 300 lusin buku, belum termasuk alat tulis lain berupa bolpoin, pensil, penggaris, penghapus dan lainnya.

Namun, permintaan yang cukup tinggi akan perlengkapan sekolah tidak lantas membuatnya menaikkan harga jual. Dirinya serta sebagian besar pedagang di pasar, telah menyepakati untuk tidak menaikkan harga terlalu tinggi, dan menjual peralatan sekolah dengan sistem penawaran terlebih dahulu untuk beberapa jenis item.

Lihat juga...