Awali Pembuatan Gunungan, Putri Sultan Pimpin Prosesi Tumplak Wajik 

YOGYAKARTA – Putri bungsu Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendoro, memimpin prosesi Tumplak Wajik atau pembuatan tujuh gunungan yang akan diperebutkan pada acara Garebeg Syawal, Senin (26/6/2017), mendatang. Prosesi pembuatan gunungan tersebut dilakukan dengan sejumlah tradisi ritual tertentu bertempat di kawasan komplek Magangan Kraton Yogyakarta, Jumat (23/6/2017).

Dimulai dengan kesenian seni gejog lesung, prosesi Tumplak Wajik dilakukan tiga hari sebelum ketujuh gunungan diarak dan diperebutkan. Ketujuh gunungan tersebut terdiri dari 3 buah gunungan kakung, 1 buah gunungan putri, 1 buah gunungan gepak, 1 buah gunungan darat, serta 1 buah gunungan pawuhan. Setiap gunungan ini dibuat dari berbagai macam hasil bumi seperti buah-buahan, sayuran, maupun sejumlah makanan tradisional.

Abdi dalem Widyo Budoyo, KRT Rinta Iswara, seusai prosesi mengatakan, pada Garebeg Syawal ini sebanyak lima buah gunungan lengkap akan dikirim ke Masjid Gede Kauman Yogyakarta untuk diperebutkan. Sementara dua gunungan kakung lainnya dikirim ke Bangsal Kepatihan dan Kadipaten Pakualaman. Prosesi iring-iringan ketujuh gunungan akan dilakukan dengan kawalan sejumlah prajurit bregada Kraton termasuk pasukan kuda dan gajah.

KRT Rinta Iswara

“Tumplak Wajik ini menandai dimulainya pembuatan gunungan. Wajik yang terbuat dari ketan ditumplak atau dijatuhkan untuk dibuat menjadi salah satu gunungan. Ini sebagai simbol persatuan seluruh rakyat dengan raja,” katanya.

Sebelum melaksanakan pembuatan gunungan para abdi dalem terlebih dahulu memanjatkan doa-doa. Termasuk pembunyian kesenian gejog lesung yang pada zaman dulu dipercaya sebagai cara mengusir roh-roh jahat atau menolak bala.

Lihat juga...