Berdasarkan pantauan Cendana News, sejak pukul 18.30 WIB umat Katolik telah berdatangan ke Gereja Santo Petrus dan Paulus dari berbagai stasi atau daerah untuk mengikuti perayaan Misa malam Kamis Putih yang digelar pada pukul 19.00 WIB.
Perayaan Misa malam Kamis Putih, ungkap Ignasius Nugroho, memiliki tata perayaan berupa pembukaan,liturgi sabda, pembasuhan kaki, liturgi ekaristi dan pemindahan sakramen Maha Kudus. Karena keterbatasan jumlah pastor paroki, membuat malam Kamis Putih di beberapa stasi juga digelar dengan tanpa adanya pastor paroki.
![]() |
Suasana misa. |
Pastor Wolfram Safari, Pr yang memimpin perayaan Misa malam Kamis Putih mengungkapkan, momen Kamis Putih merupakan saat untuk meneladani pesan Yesus Kristus dalam keteladanan yang dilakukan dengan pembasuhan kaki. Selain itu jiwa melayani sebagai umat Kristiani harus ditunjukkan agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat bahwa pemimpin harus melayani bukan untuk dilayani.
“Pembasuhan kaki pada malam Kamis Putih menjadi sebuah simbol pelayanan dan kerendahan hati dan tak memandang pemimpin sebagai yang diabdi melainkan rela mengabdi,”demikian pesan Pastor Wolfram Safari, Pr dalam kotbah atau homilinya.
Sebagai bentuk pelayanan bacaan Injil pada tahun liturgi ini, dibacakan dari Injil Yohanes yang mengisahkan perjamuan terakhir dengan murid-murid-Nya. Sampai saat terakhir sesudah makan bersama Yesus mengambil kain lenan dan mengikatkan pada pinggang serta mengambil air pada baskom dan membasuh kaki murid-Nya lalu menyeka kaki murid-murid-Nya. Sesuai isi bacaan Injil tersebut sebanyak 12 umat pun mendapat pembasuhan kaki dari pastor Wolfram Safari, Pr yang diwakili oleh perwakilan dua belas umat.