SABTU, 11 FEBRUARI 2017
LAMPUNG — Kebutuhan akan kafein bagi sebagian orang, terutama di Pelabuhan Bakauheni membuat peluang berjualan kopi seduh menjadi mata pencaharian bagi sebagian warga sekitar. Bagi sebagian orang, pekerjaan di sektor informal tersebut tak memerlukan keahlian khusus, namun tetap bisa menghasilkan uang.
![]() |
Rustam (56) penjual kopi seduh keliling di pintu masuk Pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan |
Salah satu penjual kopi yang sudah puluhan tahun berjualan di area pelabuhan Bakauheni diantaranya Rustam (56), warga Dusun Kenyayan yang sejak pagi hingga malam berada di sekitar pelabuhan. Berpuluh puluh tahun berjualan kopi diakui Rustam juga dilakukan bersama sang isteri yang kini mulai melakukan aktifitas di rumah karena sudah tidak bisa berjualan.
Bermodalkan uang sekitar Rp500.000 untuk modal menyediakan alat-alat berjualan kopi diantaranya thermos untuk air panas, keranjang untuk menyimpan barang dagangan serta peralatan lain seperti gelas plastik, gelas kaca serta peralatan lain dilakoninya sejak pukul 07:00 WIB hingga pukul 20:00 WIB dengan sesekali berkeliling mendekati beberapa pengemudi kendaraan truk dan bus yang berada di depan pintu penjualan tiket.
“Sebagian ada yang memang tidak membeli kopi yang saya tawarkan tapi sebagian ada yang membeli, setiap keliling saya membawa serta thermos, gelas serta kopi dan mie instan,”terang laki laki yang rambutnya sudah memutih tersebut.
Berjualan kopi di area seaport interdiction dilakoni Rustam dengan tekun, bahkan meski tanpa diminta Rustam terlihat ikut membantu petugas polisi yang berjaga dengan menyapu, membersihkan sampah-sampah yang ada di area tersebut. Pekerjaan membersihkan sampah tersebut dilakoninya sebagai ungkapan terima kasih telah dibantu mendapatkan tempat untuk berjualan sehingga tanpa dibayar atau mendapat upah Rustam mengerjakan dengan senang hati.