Menggunakan sebuah meja berukuran besar diletakan di atas trotoar yang mana di atasnya diletakan aneka makanan lokal seperti singkong rebus, gaplek rebus, talas rebus, kacang tanah rebus, jagung muda, lawar daun singkong, ikan bakar, ketupat (Lepa) serta arak yang dimasak dengan ramuan (Moke), minuman beralkohol khas Sikka dan Flores.
“Pembeli lebih banyak membelinya untuk dimakan bersama keluarga atau teman di rumah atau kantor saat ada kegiatan di malam hari sehingga kami tidak menyediakan tempat khusus untuk makan,” terangnya.
Hal ini dibenarkan Ignasius Bere salah seorang pembeli setia yang selalu membeli ikan bakar bersama lawar dan singong rebus saban malam minggu untuk disantap bersama keluarganya saat bersantai di rumah.
Ignas yang ditemui Cendana News di lokasi berjualan sekitar pukul 20.00 WITA datang bersama anak perempuannya yang berumur 7 tahun mengendarai sepeda motor. Dirinya mengaku keluarganya setiap malam minggu selalu makan makanan lokal seraya menonton televisi.
“kalau ada saudara yang datang dari luar daerah, kami juga selalu suguhkan makanan lokal sebab mereka juga bosan dengan makanan sehari-hari dan terbukti mereka minta makanan lokal dihidangkan setiap malam,” sebutnya.
![]() |
Satria pemilik warung Pondok Senja di jalan Gajah Mada yang menjual aneka pangan lokal |
Ikan bakar yang dijajakan pun lanjut Ignas tidak kalah lezat dengan yang dihidangkan di rumah makan besar apalagi harga makanan lokal sangat terjangkau.
“Sekali beli seharga 100 ribu rupiah kita sudah bisa makan untuk satu keluarga dan saya juga sekalian mendidik anak-anak saya mencintai pangan lokal,” tuturnya.