Damandiri Kawal Pesan Pak Harto Agar Rakyat Gemar Menabung

SABTU, 18 FEBRUARI 2017

JAKARTA — Jejak Pemberdayaan Yayasan Damandiri — Bina Graha Jakarta menjadi saksi sejarah Pencanangan Keluarga Sejahtera Sadar Menabung oleh Presiden kedua RI, H.M. Soeharto pada 2 Oktober 1995. “ Gerakan ini merupakan ajakan kepada kita semua untuk hidup hemat dan memandang ke masa depan,” demikian Presiden Soeharto mengawali pidatonya kala itu.

Yayasan Damandiri dan beberapa anggota Tabur Puja yang gemar menabung

Presiden Soeharto, yang karib disapa rakyat dengan Pak Harto, melalui pidatonya memberi pesan kuat;  bahwa menabung itu hakekatnya adalah menghimpun kekuatan untuk mencapai hal-hal yang lebih besar, yang sebelumnya belum bisa dikerjakan. Karena itu menabung bukan saja perlu bagi mereka yang telah berlebih penghasilannya. Menabung justru lebih perlu bagi mereka yang penghasilannya pas-pasan.

Semangat pidato bersejarah Pak Harto pada 2 Oktober 1995, terus mengawal gerakan Yayasan Damandiri yang didirikan beliau 16 Januari 1996hingga sekarang. Melalui kepemimpinan Dr. (HC) Subiakto Tjakrawerdaja saat ini, Yayasan Damandiri memberi warna lain dalam dunia simpan pinjam Indonesia, melalui kehadiran Tabungan Kredit Pundi Sejahtera (Tabur Puja).

Pertama, Yayasan Damandiri mampu masuk ke jantung kehidupan masyarakat kelas bawah yang luput dari pantauan pemerintah selama ini. Tabur Puja menyentuh akar rumput dengan pinjaman lunak bunga ringan 1,5 persen tanpa menggunakan agunan (jaminan). Damandiri menyuntikkan Tabur Puja melalui setiap Pos Pemberdayaan Keluarga atau disingkat Posdaya yang didirikannya. Bahkan akhir 2016 sudah dirilis Program Posdaya Tabur Puja Mandiri, dimana masing-masing Posdaya dibesut sedemikian rupa untuk mengelola dana Tabur Puja.

Lihat juga...