MINGGU, 29 JANUARI 2017
MAUMERE — Meningkatnya ketinggian air Sungai Nangagete menyebabkan warga dusun Wairbou desa Nebe Kecamatan Talibura terisolir karena sulit untuk menyeberang. Kejadian yang disebabkan curah hujan yang tinggi selama seminggu terakhir membuat kesulitan untuk melakukan aktifitas, seperti pergi ke sekolah hingga menjual hasil pertanian dan perkebunan.
Warga Waibou yang sedang melintasi kali Nangagete yang sedang banjir |
“Susah hampir seminggu ketinggian air bervariasi, dari lima puluh sentimeter hingga satu meter bahkan bisa mencapai satu setengah meter,” ujar Maria Dua Lodan, warga dusun Wairbou, Sikka kepada Cendana News, Minggu (29/1/2017).
Ia menyebutkan, anak-anak yang bersekolah di SD dan SMP di desa Nebe terpaksa libur sekolah bila ketinggian air di atas 50 sentimeter.
“Kami harus berhati-hati saat melintas kali selebar sekitar 50 meter sebab banyak batu besar dan kalau tergelincir bisa terbawa arus kali yang sangat deras,” terangnya.
Markus Moro warga Wairobou yang ditemui hendak menyeberang kali dengan memanggul karung beras mengatakan, ketinggian air kali Nangagete akan meningkat sejak memasuki bulan Desember hingga Februari, dimana di bulan ini sering terjadi hujan lebat.
“Banjir akan terjadi kalau ada hujan lebat di sekitar mata air di daerah pegunungan sehingga ketinggian air kali meningkat drastis,” terangnya.
Ditambahkan Moro, seharusnya warga bisa melintas memalui jalan dari kedua dusun ini ke arah barat dan tiba di pertigaan kantor desa Nebe namun jalan tersebut belum juga diperbaiki sebab melintasi dua desa dan masih belum ada kesepakatan antar pengurus desa.