KAMIS, 26 JANUARI 2017
LAMPUNG — Puluhan plastik warna merah berisi ratusan janten atau dikenal dengan slipi, soleng atau putren yang merupakan bakal jagung muda siap ditimbang oleh Suyani (39). Janten yang dimasukkan dalam plastik-plastik berukuran besar tersebut telah dikupas, dibersihkan dengan menyisakan sedikit daun di bagian pangkalnya, dan disortir oleh para pekerja, untuk kemudian ditimbang. Satu plastik besar berisi janten tersebut dikemas dalam ukuran berat masing-masing 10 kilogram, terdiri dari ratusan janten. Setelah itu, disusun rapi untuk kemudian dikirim ke sejumlah pasar tradisional di Lampung dan Pulau Jawa.
![]() |
Umar Hasan |
Begitulah aktivitas usaha dagang janten yang dilakukan Suyani bersama suaminya, Umar Hasan (40), warga Desa Klaten, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, selama 10 tahun ini. Menurut Suyani, usaha yang ditekuninya itu merupakan bisnis memanfaatkan hasil pertanian milik petani yang ada di beberapa kecamatan di Lampung Selatan. Janten yang merupakan bakal tanaman jagung tersebut dibelinya dari petani seharga Rp. 25-35.000 per karung. Janten merupakan bakal jagung yang sengaja dipilih pada bagian tongkol terbawah, karena dalam satu tanaman jagung biasanya terdapat dua tongkol jagung, sementara satu bagian sengaja diambil oleh petani untuk mendapatkan hasil jagung yang maksimal.
“Sebagian petani memang sengaja menghilangkan satu tongkol jagung sejak masih muda yang disebut janten, sementara tongkol yang lain dibiarkan tumbuh menjadi jagung hingga panen,” terang Suyani, saat ditemui Cendana News di sela kesibukan menimbang janten yang hendak dikirim ke Cilegon, Banten, Kamis (26/1/2017).