Warga Binaan Ikuti Misa Natal Pater John di Rutan Maumere

MINGGU, 25 DESEMBER 2016

MAUMERE — Ratusan umat Katolik sejak pukul 18.00 WITA mulai memadati halaman dan pintu gerbang masuk Rumah Tahanan (Rutan) Maumere untuk mengikuti misa malam Natal di Kapel yang ada di Rutan Maumere, pukul 19.00 WITA.
Pater John Prior, SVD saat memimpin Misa Malam Natal
Dalam Misa Malam Natal, Sabtu (24/12/2016), yang dipimpin Pater John Prior, SVD., dan dihadiri seluruh warga binaan yang beragama Katolik beserta keluarganya dan masyarakat yang tinggal di sekitar Rutan, Pater Jhon menekankan pentingnya merawat perdamaian. Dikatakan Pater John dalam khotbahnya, dirinya ingin bertanya kepada semua yang hadir di manakah ada damai di bumi? Berita sehari-hari selalu diisi dengan peperangan, percek-cokan, pemboman dan terorisme.
“Perdamaian di bumi sangat penting. Di manakah ada wilayah yang sungguh damai saat ini? Sepertinya nyanyian malaikat yang membawa pesan damai agak melayang-layang di udara,” ujarnya.
Umat yang menghadiri perayaan Natal di kapela Rumah Tahanan Maumere
Padahal, pesan Natal secara istimewa pada Malam Natal, tegas misionaris asal Inggris ini, menekankan soal damai, damai di bumi yang kacau ini. Di Indonesia saja dalam minggu-minggu terakhir kita hanya mendengar berita Natal terkait petugas keamanan yang menjaga keamanan perayaan ibadah saat Natal.
Disebutkannya, kita mendengar akan ada sweeping oleh kelompok tertentu, ada gereja-gereja yang disteril oleh aparat keamanan. Di manakah ada pesan damai di bumi dalam keadaan speerti ini? “Di luar negeri lebih ngeri lagi, kalau kita ke tempat Yesus lahir di mana selama puluhan tahun situasi perang antara Israel dan Palestina terus terjadi,” tuturnya.
Di wilayah kita, ungkap Pater John, kasus-kasus kekerasan di rumah tangga tahun ini di seluruh Indoensia meningkat. Terdapat ratusan ribu kasus kekerasan dalam rumah tangga. Terdapat banyak kasus asusila dan pemerkosaan.
Pater yang sejak tahun 1973 menetap di Indonesia ini mengatakan, kita harus bertanya apakah ada kerinduan untuk perbaikan? Apakah Natal sungguh membuat suatu perubahan untuk kita di mana masih begitu banyak kasus ledakan bom. Damai sepertinya masih melayang-layang di udara.
“Damai di bumi tidak bisa berhasil bila tidak ada damai di hati, damai bersama keluarga, suami istri dan orangtua yang saling menghargai dalam segala lika-liku hidup,” tandasnya.
Pater John juga memaparkan, ada sebuah kegiatan di mana ribuan orang berjalan kaki berbaur antar berbagai kelompok agama yang menyampaikan seruan, bahwa kami beda agama tapi satu Tuhan. Terorisme tidak dibalas dengan terorisme, kebencian tidak bisa dibalas dengan kebencian, tapi dengan cinta kasih.
Kedamaian, ungkapnya, hanya mungkin terjadi bila orang sudah berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan Tuhan. Bila saat Natal  kita datang ke Kandang Natal, kita harus membuka diri, apakah selama ini saya belum berdamai dengan diri sendiri dan meminta Tuhan menanam damai di dalam hati kita agar bisa menanam damai di wilayah sekitar kita?
“Tidak mungkin ada damai di bumi kalau tidak ada damai di dalam hati, apa yang sudah berlalu biarlah berlalu, sebab kita adalah saudara-saudara Yesus, kita adalah anak-anak Allah,” pungkasnya.

Jurnalis : Ebed De Rosary / Editor : Koko Triarko / Foto : Ebed De Rosary

Lihat juga...