Diusia 70, Pengayuh Becak Panggilan Pejabat Tetap Bersemangat

KAMIS, 10 MARET 2016
Jurnalis: Aceng Mukaram / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Aceng Mukaram

PONTIANAK —  Jauh datang merantau dari Sampang, Madura, Jawa Timur, ke Kota Pontianak, Kalimantan Barat, tak membuat Hartono patah semangat. Lelaki berumur 70 tahun ini mengais rezeki setiap harinya dari mengayuh becak. Tempatnya biasa ia mangkal di Jalan Jalan Merdeka, Kecamatan Pontianak Barat.
Hartono, Pengayuh Becak di Pontianak
“Umur tua. Saya sehat. Gak pernah sakit,” tuturnya kepada Cendana News, Kamis 10 Maret 2016, mengawali percakapan.
Lelaki berpenampilan nyentrik ini menuturkan, kunci sehat itu tenang pikiran. 
“Gak pernah marah. Saya santai saja,” ucapnya memberikan tips kehidupan.
Setiap harinya, ia melayani para pelanggan yang setia. Ia tak tak pernah mematok harga atas jasanya itu. Ia yakin dengan usaha kesabaran itulah rejeki akan datang.
“Asal ada usaha yang benar,” tuturnya.
Ia bercerita, memulai mengayuh becak sejak tahun 1972 hingga saat ini. Saati itu pula, ia mendapatkan pengalaman diluar dugaannya. Padahal, selama ini biasa-biasa sama seperti pengayuh atau penarik becak lainnya di Pontianak.
“Saya dulu sehari dapat penghasilan becak Rp.400 ribu sehari pada tahun 1972 sampai tahun 2000. Ada pejabat yang biasa manggil saya untuk acara kegiatan mereka,” ujarnya.
Dari tahun 1972  hingga sekarang, ia tetap setia pada becaknya. Ia tak perngaruh apapun. Ia yakin dengan usahanya itu. Itu terbukti, ia pernah melayani putra  Presiden SBY saat bertandang ke Pontianak saat acara politik partai Demokrat.
“Anak Pak SBY pernah naik becak saya,waktu kampanye. Dia kasih uang Rp 1,5 juta. Semua pejabat di Kalbar pernah naik becak saya. Pernak-pernik becak saya ini habis 5 juta. Karena saya suka seni,” ucapnya, mengenang. 
Lihat juga...