Titiek Soeharto Ingatkan Banyak Pihak Ingin Menghancurkan Indonesia

JUMAT, 26 FEBRUARI 2016
Jurnalis: Koko Triarko / Editor; Gani Khair / Sumber foto: Koko Triarko

YOGYAKARTA—Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fraksi Partai Golongan Karya, Titiek Soeharto, mengingatkan pentingnya pemahaman 4 Pilar MPR RI untuk membentengi generasi muda dari pengaruh asing yang terus berupaya menghancurkan NKRI. 

Titiek Soeharto

Melalui media sosial, isu sara dihembuskan untuk menimbulkan konflik. Karena itu, penguatan dan pemahaman 4 Pilar MPR RI dengan Pancasila sebagai landasannya, menjadi hal yang sangat penting.
Dalam gelar Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Ruang Seminar Fakultas Hukum Universitas Janabadra, Jalan Timoho II, Yogyakarta, Jumat (26/2/2016), Titiek Soeharto hadir sebagai perwakilan dari DPR MPR RI, dalam tugasnya mensosialisasikan 4 Pilar MPR RI. 
Dalam sambutannya, Titiek menjelaskan, di era globalisasi ini pemahaman 4 Pilar MPR RI harus ditanamkan sejak dini. Kepada para mahasiswa calon pemimpin di masa depan, Titiek menekankan, pentingnya mewaspadai upaya-upaya pihak lain yang terus ingin memecah belah bangsa Indonesia. Saat ini, katanya, sejak dulu isu sara selalu digunakan untuk menimbulkan konflik, dan kini isu sara tersebut semakin mudah dihembuskan melalui media sosial (medsos). 
(kiri ke kanan) Thomas, Murdomo, Sugiarto
Melalui medsos itu pula bisa dilakukan upaya pergeseran nilai-nilai kebangsaan, moralitas dan sosial kemasyarakatan. “Saya berharap masyarakat di Yogyakarta tidak mudah terpancing isu sara dan tetap menjaga kesatuan dan persatuan bangsa”, ujar Titiek.
Ditambahkan Titiek, frase pilar MPR RI hanya untuk memudahkan penyebutan saja, karena Pancasila itu bukanlah pilar, melainkan dasar negara. Dan, karena itu sosialisasi 4 Pilar MPRI sangat penting dilakukan untuk meluruskan kembali dan menguatkan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sebagai landasan atau dasar negara, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI sebagai pilarnya. 
Di era digital seperti sekarang, tandas Titiek, dunia menjadi semakin sempit. Apa pun yang terjadi saat ini bisa diketahui oleh dunia dalam hitungan detik. Maka, penting bagi generasi muda untuk selalu menyaring informasi apa pun dari internet, agar tidak mudah terprovokasi. 
“Kita adalah negara yang dikaruniai kekayaan alam yang melimpah, sehingga banyak negara lain ingin menguasai dan memecah belah NKRI. Kita lihat sekarang ini narkoba merajalela, seks bebas dan lunturnya tata krama. Semua itu adalah bentuk dari peperangan saat ini yang disebut dengan proxy war”, tegas Titiek, sembari berharap, agar jangan ada satu pun mahasiswa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai alat untuk menghancurkan bangsanya sendiri.
Titiek Soeharto memberi sambutan
Sosialisasi 4 Pilar MPR RI menghadirkan narasumber dari Dosen Pancasila dan Kewarga-negaraan sekaligus pengajar di Fakultas Hukum Universitas Janabadra, JS Murdomo, SH, M.Hum, praktisi hukum, Sugiarto, SH dan dimoderatori oleh Thomas NAED, SH. Dalam kesempatan itu, Murdomo memaparkan pendapatnya, bahwasannya frase 4 Pilar itu sudah dicabut oleh Mahkamah Konstitusi (MK) sejak tahun 2014. 

Pasalnya, istilah 4 pilar menimbulkan kekacauan berpikir secara etimologis dan aksiologi, karena pilar itu artinya penyangga. Padahal, Pancasila itu bukan pilar melainkan dasar.
Dengan demikian, menurutnya, kegiatan sekarang ini seharusnya diberi sebutan Sosialisasi 4 Konsensus Nasional. Dan, sosialisasi itu menjadi sangat penting karena dalam sebuah penelitian diketahui generasi sekarang cenderung menolak Pancasila. Terutama di tingkat SMA, dan mereka menolak karena ketidak-tahuannya. Maka, kemudian perlu diberitahui melalui berbagai sosialisasi. 
Foto bersama mahasiswa Janabadra
“Kalau dulu ada P4, maka bisa pula hal itu dilakukan lagi dengan berbagai modifikasi, karena yang penting dari semua itu adalah tumbuhnya kesadaran dan penyadaran terhadap Pancasila”, tegasnya. 
Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum Universitas Janabadra, Eko Nurhayanto, SH, MHum, dalam sambutan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI mengatakan, jika mahasiswa perlu lebih memahami 4 pilar ini. Ia mengingatkan, jika NKRI yang terdiri dari kepulauan kalau tidak tahu 4 Pilar itu sangat berbahaya karena mudah dipecah-belah. 
Sedangkan, Wakil Rektor III, Puji Puryani, SH, MHum menyampaikan terimakasihnya atas kesediaan Titiek Soeharto menjalin kerjasama dengan lembaga kemahasiswaan Universitas Janabadra. Puji mengatakan, jika sebenarnya acara serupa yang bisa membangun karakter dan kepribadian sangat dirindukan oleh mahasiswa. 
Puji juga mengatakan, bahwa Titiek Soeharto selama ini terbukti sangat peduli dengan generasi muda. “Maka saya berharap, Titiek Soeharto bisa menjadi insiprasi bagi generasi muda. Bukan karena sebagai putri seorang tokoh besar, namun karena Titiek Soeharto memang memiliki kelebihan yang luarbiasa”, pungkasnya. 
Lihat juga...