MINGGU, 21 FEBRUARI 2016
Jurnalis : Rustam / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber Foto: Rustam
KENDARI— Menggali makanan khas Bangsa Indonesia, sepertinya tidak akan pernah habis. Meskipun sudah banyak makanan tradisional yang dipublikasikan, tapi masih banyak lagi ragam kuliner yang belum terungkap ke publik. Seperti halnya Katumbu Gola, kuliner khas masyarakat Kabupaten Muna Provinsi Sultra. Menu tradisional ini sudah populer sejak zaman dahulu kala, ketika wilayah Pulau Muna masih menganut sistem kerajaan.
![]() |
Katumbu Gola |
Bahan dasar membuat katumbu gola adalah jagung dan gula merah atau gula putih (gula pasir). Jagung sebagai bahan dasar panganan tradisional ini, biasa menggunakan jagung yang sudah tua tapi baru dipanen. Karena bila menggunakan jagung yang sudah lama dipanen dari kebun, apalagi kalau sempat disimpan di lumbung, cita rasanya akan berbeda.
Untuk membuat katumbu gola, kupas jagung yang baru dipanen. Tapi harus diingat, kulit jagung bagian dalam jangan dibuang. Sebab akan digunakan untuk membungkus katumbu gola.
Setelah di kupas, bersihkan biji jagung yang masih melekat di tongkol jagung. Jambul jagung jangan sampai ada yang terikut. Setelah bersih, biji jagung dilepas dari tongkolnya.
Bila diperkirakan biji jagung sudah mencapai 5 liter atau disesuaikan jumlah yang diinginkan, lalu masukkan dalam lesung yang sudah dibersihkan dengan air.
Kemudian biji jagung itu ditumbuk dengan menggunakan alu-alu hingga benar-benar terlihat halus. Saat menumbuk biji jagung, harus berhati-hati dan sedikit pelan, sebab biji jagung mudah terhambur keluar dari lesung.
Setelah biji jagung terlihat merata, masukkan gula merah atau gula pasir (sesuai keinginan) secukupnya. Tapi biasanya masyarakat Muna lebih memilih menggunakan gula merah, sebab aroma dan cita rasanya berbeda dengan menggunakan gula putih.
Ingat pemakaian gula merah tergantung selera. Apakah doyan manis sekali atau sedang-sedang saja. Perlu diingat pula bahwa jagung yang baru di panen pasti rasa manisnya masih terasa, sehingga gula merah yang akan ditambahkan dalam adonan katumbu gola harus benar-benar pas.
Setelah gula dimasukkan dalam lesung, maka jagung yang sudah halus ditumbuk ulang. Tujuannya agar jagung halus dapat bersenyawa dengan gula dengan baik.
Aduk-aduk lalu tumbuk. Lakukan berulang-ulang sampai benar-benar terlihat antara jagung dan gula merah sudah tercampur merata. Setelah adonan katumbu gola merata, tambahkan sekitar 1,5 sendok garam. Tujuannya untuk menambah cita rasa.
Setelah itu adonan katumbu gola dibungkus dengan menggunakan kulit jagung. Cara membungkus katumbu gola, hampir sama membungkus buras. Namun bungkusan katumbu gola dapat diikat atau tidak perlu. Cukup dimasing-masing ujung dilipat, supaya adonan tidak berantakan.
Mengapa membungkus katumbu gola harus tetap menggunakan daun jagung? Menurut masyarakat Muna, supaya aroma jagungnya tidak hilang. Sedangkan bila menggunakan pembungkus lain, pasti aroma jagung berkurang, bahkan hilang sama sekali.
Bila adona katumbu gola sudah dibungkus, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengukus dengan menggunakan dandang. Lama pengukusan antara 40 menit sampai 50 menit, tergantung kekuatan bara api.
Umumnya mengukus katumbu gola menggunakan tungku. Sebab mengukus dengan tungk kayu bakar, berbeda aromanya dengan memakai kompor gas. Memakai tungku trasional dapat membantu aroma jagung tetap bertahan dalam bungkusan.
Sedangkan memakai kompor gas atau kompor minyak, aroma jagungnya sedikit berkurang. Mungkin ada benarnya memakai kompor gas akan lebih cepat air kukusan mendidih dan matang, sehingga aroma jagungnya mudah hilang.
Setelah adonan katumbu gola matang. Maka kukusan angkat dari tungku. Lalu biarkan dingin beberapa saat lamanya. Setelah dingin, maka katumbu gola sudah siap disajikan.
Berdasarkan kepercayaan masyarakat Muna yang sudah turun temurun, kuliner katumbu gola baik dikonsumsi, selain berfungsi sebagai makanan yang dapat mengenyangkan, ternyata katumbu gola ini dapat meningkatkan stamina kerja.
Bila dihubungkan dengan hasil penelitian, ternyata ada benarnya. Jagung mengandung serat yang tinggi, antioksidan dan mengandung vitamin B kompleks. Kemudian mengandung zat seng dan magnesium. Sedangkan gula merah mengandung zat besi, karoten dan kalsium. Sementara garam, mengandung efek anti bakteri, sehingga dapat mencegah penyakit.