Kamel Menyulap Surabi Tak Laku Jadi Keripik

SABTU, 20 FEBRUARI 2016
Jurnalis: Rianto Nurdiansyah / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Rianto Nurdiansyah

BANDUNG—Mengikuti zaman, penjaja kue serabi alias surabi pun berinovasi. Tak ayal, kini banyak ditemui serabi dengan aneka cita rasa di Kota Bandung. Sebut saja, rasa daging, keju, mayo (Mayones), maupun strawberi. 


Jika bosan melahap aneka serabi dengan aneka rasa, kini penikmat kuliner dimanjakan dengan hadirnya inovasi baru pelaku bisnis kuliner di Bandung, yaitu keripik serabi ala ‘Surabi Sukur’. 
Mendengar istilah keripik, penikmat kuliner tentu membayangkan pisang, ubi, singkong atau tempa yang jauh lebih akrab dijadikan keripik Tapi ide istimewa seorang Eka Nugraha (28) alias Kamel,mampu menyulap kudapan tradisional menjadi berbeda dari sekedar surabi yang selama ini sudah sangat dikenal oleh penikmat kuliner.
“Bahan bakunya kita pakai tepung beras asli, jadi bukan dari tepung beras yang sudah digiling oleh penjual tepung. Kita juga enggak pake bahan pengawet,” tutur Kamel saat ditemui Cendana News di Jalan Cikutra 211A, Kota Bandung, Sabtu (20/2/2016).
Selain bahan, ia juga memperhatikan betul proses pembuatannya, agar saat disantap terasa garing dan gurih. Keripik serabinya ini dikemas dalam berbagai rasa, seperti oncom, oncom pedas, oncom cabai hijau, ayam bawang, ayam bawang pedas, ayam bawang cabai hijau, keju, dan kinca

Dengan membandrol Rp 10.000 per kemasan kini Kamel sudah memasarkan produknya ke beberapa kota besar di Indonesia, seperti ke Jakarta, Surabaya, Aceh, Kalimantan, dan Bali.
Ia tak mengira inovasi serabinya bisa diterima oleh masyarakat. Padahal awalnya hanya coba-coba. Memang, Kamel lahir di keluarga yang jago membuat kue serabi. Orang tuanya pun sudah jualan serabi sejak tahun 1978. Karena itu, ia memutar otak agar dagangan orang tuanya  semakin laris.
Sekalipun dibuat modern, namun Kamel masih mempertahankan cara pembuatan lama, dimana tidak menggunakan kompor gas. “Biar rasa dan wanginya khas saya enggak pakai kompor gas,” jelasnya.
Awalnya ia sempat ragu untuk membuang serabi yang tidak laku terjual. Sebagai percobaan ia menyajikan kepada teman-temannya. Rupanya “Surabi Sukur” ini mendapat sambutan positif, dan Kamel pun percaya diri untuk memasarkan.
“Saya potong-potong surabi yang enggak laku lalu dijemur terus digoreng,” kenangnya.
Lihat juga...