Jejak Raja Udayana di Pura Gunung Kawi Tampak Siring

Made Parwita menegaskan, tempat tersebut lebih tepat disebut pertapaan dibandingkan makam. Menurut cerita,abunya (abu dari jasad Raja Udayana) disimpan di sana, di dalam goa ini. Nah, inilah yang kemudian disebut sebagai kuburan. Semua pengunjung bisa masuk dan melihat goa tersebut.

Lokasi penyimpanan jasad selir Raja Udayana
Jika di sebelah kiri tempat persemayaman Raja Udayana, maka di sebelah kiri merupakan persemayaman selir-selir Raja Udayana. 
Di atas candi bertuliskan “Haji Lumah Ing Jalu” yang artinya Sang Raja dimakamkan di Jalu (Sungai Tukad Pakerisan). Ini mengindikasikan candi inilah yang dibangun sebagai tempat pemujaan arwah Raja Udayana. Di sebelahnya ada tulisan Ruwa Anaira. Artinya anaknya dua. Di sinilah abu Raja Udayana disemayamkan.

Sayang, kata Parwita, masyarakat minim pengetahuan mengenai Pura Gunung Kawi yang terletak di atas lahan seluas 12 hektar itu. Menurutnya, masyarakat sekitar hanya tahu sedikit tentang sejarah Udayana. 
Saat ini, Pura Gunung Kawi dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar. Sementara desa setempat mengelola lahan parkir bagi pengunjung yang akan berwisata atau sembahyang di pura tersebut.
Pura Gunung Kawi merupakan peninggalan Raja Udayana. (Warmadewa). Pembangunan candi ini diperkirakan dimulai pada masa pemerintahan Raja Sri Haji Paduka Dharmawangsa Marakata Pangkaja Stanattunggadewa (944-948 Saka/1025-1049 M) dan berakhir pada pemerintahan Raja Anak Wungsu (971-999 Saka/1049-1080 M).
Dalam Prasasti Tengkulak yang berangka tahun 945 Saka (1023 Masehi), terdapat keterangan di tepi Sungai Pakerisan terdapat sebuah kompleks pertapaan (kantyangan) bernama Amarawati. Para arkeolog berpendapat, Amarawati mengacu pada kawasan tempat Candi Tebing Gunung Kawi ini berada.
Menurut sejarah, Raja Udayana dan permaisuri Gunapriya Dharmapatni memiliki tiga anak, yaitu Airlangga, Marakata, dan Anak Wungsu. Sang sulung, Airlangga, kemudian diangkat menjadi Raja Kediri menggantikan kakeknya, Mpu Sendok.
Saat Udayana wafat, tahta diserahkan kepada Marakata, yang kemudian diteruskan kepada Anak Wungsu. Kompleks Candi Gunung Kawi awalnya dibangun oleh Raja Marakata sebagai tempat pemujaan bagi arwah sang ayah, Raja Udayana.

Lihat juga...