Jum’at, 18 Desember 2015 / Jurnalis: Koko Triarko / Editor: Gani Khair

YOGYAKARTA — Menjelang perayaan Natal, para penjual pernak pernik Natal kebanjiran order. Sejak tiga bulan belakangan pemesanan pernak-pernik natal seperti pohon natal, Topi Santa Clause, patung rohani, rosario dan benda-benda rohani lainnya melonjak tajam.
Salah satu penjual pernak-pernik Natal dan perlengkapan keagamaan umat Kristiani di Jalan Solo Km 12,5, Tirtomartani, Kalasan, Sleman Yogyakarta, Ny Ramli, mengungkapkan, orderan pernak-pernik Natal meningkat 25 persen dibanding hari biasanya. Pohon natal dan topi Santa Klause adalah benda yang paling laris dipesan para pelanggannya.

“Omzet penjualan pernak-pernik rohani saya meningkat saat Natal dan Paskah. Tapi yang paling laku biasanya saat Natal. Banyak yang beli Pohon Natal dan Topi Santa Klaus,” ujar Ramli, saat ditemui di tokonya, Jumat (18/12/2015), sore.
Saat menjelang Natal seperti sekarang, dalam sehari ia mengku bisa menjual 100 buah pohon Natal dengan omset ratusan juta rupiah. Pesanan itu kebanyakan dikirim ke luar Pulau Jawa. “Banyak yang pesan dari Indonesia timur seperti Papua, Atambua, Maluku dan Sulawesi. Bahkan, juga ada pembeli dari Timur Leste”, katanya.

Pohon natal dan Santa Klause memang sudah menjadi icon benda yang biasa ada di dalam rumah para pemeluk Kristiani. Para pemeluk Kritiani percaya dihari natal ada seseorang kakek tua yang berpakaian merah dan bertopi merah serta berjanggut putih akan memberikan kado ke anak-anak. Kakek tua yang biasa dikenal dengan Santa Klaues akan meletakkan kado di samping pohon Natal. Topi Santa Clause buatan Ramli dijual seharga Rp. 25.000 perbuah. Sedangkan beragam patung yang dibuatnya harganya sangat bervariatif.
Patung yang dibuat Ramli berbahan kayu, fiber dan tanah liat. Harganya hampir sama, karena semua berkualitas dan sama awetnya, juga biasanya harga tergantung ukuran dan kerumitannya. Dibantu 10 orang karyawan, Ramli menjalani bisnisnya tersebut sejak 30 tahun lalu.

Pada awalnya, Ramli belajar secara otodidak dengan membuat salib dari bahan plastik. Lama-kelamaan, banyak gereja di Yogyakarta yang memesan perlengkapan gereja dan ibadah kepadanya. Lalu dari mulut ke mulut usaha yang dirintisnya itu dikenal luas.
“Sekarang hampir gereja di Indonesia pernah memesan di tempat saya”, ujar Ramli, sembari menambahkan, jika ia juga membuat piala dan peralatan misa dari bahan kuningan.
Sumber foto: Koko Triarko