Amparan Tatak, Kue Tradisional Kalimantan yang Laris Manis

Kue Amparan Tatak Khas Kalimantan

BALIKPAPAN — Anda penggemar kue basah, pastinya pernah mendengar kue tradisional Amparan tatak dari Kalimantan. Kue tradisional yang terbuat tepung beras dengan lapisan pisang ini sangat populer di kalangan warga setempat. 
Di Balikpapan, salah seorang pembuat kue Amparan Tatak, yakni Rita menyebutkan, kue tradisional tersebut sangat laris, baik di saat puasa maupun hari normal. Melihat peluang tersebut dia menjadikan pembuatannya sebagai menu bisnis cathering nya sehari-hari. 
Saat bulan Ramadhan tiba, banyak penjual makanan menjajakan jajanan khas Banjarmasin ini untuk dikonsumsi sebagai ta’jil. Pada hari-hari normal, kue basah ini biasanya dipesan untuk kudapan ringan yang dikemas dalam snack box. 
Rita, telah membuat amparan tatak dalam menu kue-kue basah yang dijualnya sehari-hari. Dalam kesehariannya, Rita yang bergelut di bidang katering ini membuat snack untuk dijual, kue-kue basah khas Kalimantan seperti amparan tatak dan lapis india selalu masuk dalam daftar menunya. 
Dalam satu hari, Rita memasak memasak satu loyang kue amparan tatak yang kemudian dipotongnya menjadi 12 potong. “Jadi sebulan bisa membuat 30 loyang. Kadang-kadang ada juga yang memesan langsung, nanti amparan tataknya diambil ke rumah,” tutur Rita, Minggu (20/09/2015).
Amparan tatak dibuat dengan bahan-bahan yang cukup sederhana, yaitu tepung beras, tepung sagu, santan kelapa, pisang, daun pandan, gula pasir, pisang, dan sedikit garam. Namun pembuatannya betul-betul memerlukan kesabaran dan ketelatenan tinggi. 
Bahan-bahan amparan tatak hampir mirip dengan bahan-bahan kue basah nagasari yang populer di Pulau Jawa. Bedanya, kue nagasari dihidangkan dalam porsi kecil yang dibungkus dengan daun pisang, sementara amparan tatak dihidangkan dalam ukuran loyang dan pada umumnya dipotong bentuk segitiga. 
Adonan dari bahan-bahan kue harus dibagi menjadi dua bagian bahan karena proses memasak memerlukan dua tahapan. Untuk bahan pertama, santan terlebih dahulu direbus beserta daun pandan sampai harum. Setelah santan mulai harum, sisihkan santan untuk nantinya dituang sedikit demi sedikit di atas campuran tepung beras, tepung sagu, gula pasir, dan garam. Adonan harus diaduk sampai benar-benar rata. 
Kemudian adonan dituangkan ke dalam loyang dan potongan pisang ditata di atas adonan. Bahan pertama ini lantas dikukus selama beberapa menit sampai matang dan padat. Setelah itu, barulah bahan kedua dituangkan ke atas bahan adonan pertama yang sudah padat. Bahan-bahan untuk membuat bahan adonan kedua sama persis dengan bahan adonan pertama. 
Jika dilihat dari bahan-bahan dan proses pembuatan, sekilas tampak mudah saja memasak kue ini. Namun, Rita yang telah berulangkali membuat kue ini pun mengaku tetap harus sabar dan telaten saat memasak, sedikit kesalahan dalam menakar bahan atau memasak adonan akan merubah cita rasa amparan tatak. 
” Kelihatannya gampang ya…tapi kalo kita salah adonannya maka rasanya akan berbeda dan kepadatan kuenya juga terasa beda,” serunya disela memotong kue yang sudah jadi.
Pembuatan kue basah ini biasanya dilakukan pada malam hari. Namun dibulan Ramadan pembuatannya dilakukan pagi hari. Menurutnya. agar kue bisa dipotong untuk kemudian dihidangkan dan dijual, pembuatannya harus dilakukan semalam sebelumnya. Proses memasak dan adonan kue memerlukan waktu yang cukup lama. 
Ia mengakui permintaan kue amparan tatak ini disaat bulan ramadan meningkat dua kali lipat karena dikual dipasar ramadan. Sedangkan dihari normal disajikan dalam bentuk snack box.
Rita menilai penjual kue tradisional amparan tatak di Balikpapan jarang ditemukan karena membuat kue basah perlu keahlian dan kesabaran agar hasil yang diperolehnya sangat enak sesuai selera. 
Berbeda dengan Kota Samarinda, menurutnya banyak penduduk asli Banjarmasin yang bertempat tinggal di kota tepian itu. Sehingga, penjual kue amparan tatak lebih banyak ditemui di Samarinda dibandingkan di Balikpapan. 
Rita menambahkan saat ini juga masih mencari tempat untuk menjual kue sehingga pelanggan yang pesan tidak kesulitan mencarinya. ” Sekarang lagi cari tempat untuk jualan biar lebih maksimal,” imbuhnya.

Rita sedang membagi porsi kue amparan tatak
Memasak Adonan

Kue Amparan Tatak

MINGGU, 20 September 2015
Jurnalis       : Ferry cahyanti
Foto            : Ferry cahyanti
Editor         : ME. Bijo Dirajo
Lihat juga...