
LAMPUNG — Suara musik dengan lagu lagu yang terdengar serta terkadang kadang suara promosi akan adanya kendaraan yang berjualan baju terdengar di Kecamatan Palas Lampung Selatan. Suara alunan musik tersebut berasal dari sebuah mobil bak terbuka yang dimodifikasi menjadi sebuah etalase beragam pakaian, alat rumah tangga yang dibutuhkan oleh warga di pedesaan.
Kendaraan milik Muhamad Husin (39) tersebut sengaja dimodifikasi untuk berjualan. Hal ini dilakakun untuk mendukung metode penjualan barang barang secara keliling sebagai perpanjangan tangan dari toko miliknya yang ada di Kalianda Lampung Selatan. Ia mengaku menjalankan usaha ini baru sekitar 3 tahun.
“Kalau toko saya menetap di Kalianda dan menjual beberapa perlengkapan rumah tangga, baju baju serta barang dagangan lain tetapi saya tetap berkeliling menggunakan mobil,”ungkap Muhamad Husin kepada Cendana News saat sedang melayani pembeli di Kecamatan Palas Lampung Selatan, Sabtu (08/08/2015).
Laki laki asal Sumatera Barat yang sudah lama menetap di Lampung ini menyebutkan, awal mula usaha berjualan keliling dilakukan saat penjualan di tokonya sedang lesu, penjualan agak tersendat karena kondisi ekonomi masyarakat yang daya belinya menurun. Ia kemudian mencoba membeli baju baju yang bagus di pasar grosir Tanah Abang Jakarta serta mendapati banyak pedagang lainnya dari beberapa daerah di Indonesia menerapkan jualan keliling.
“Awalnya ketemu kawan orang Padang juga di wilayah lain dia memberi saran untuk jualan keliling akhirnya saya terapkan saran dari kawan tersebut,”ungkap Husin.
Sistem jualan keliling tersebut menurut Husin terbukti ampuh menambah jangkauan pelanggan lebih dari sekedar menunggu di toko. Ia bahkan mengaku sudah menyerahkan tanggungjawab mengelola toko kepada isteri dan karyawannya dan ia berjualan keliling.
Setiap hari Husin yang terkadang ditemani satu karyawan berkeliling dari satu pemukiman ke pemukiman yang lain untuk mendapatkan pembeli. Agar uang bisa bergulir Husin mengaku menjual barang dagangannya dengan sistem kontan meskipun jika ada yang meminta untuk mencicil ia tetap bersedia menerimanya.
“Kalau sistem kredit kan membuat saya juga akan sering datang ke pemukiman dimana orang tersebut mengkredit dan ini juga sebuah keuntungan bagi saya,”ujar Husin.
Meski tinggal di ibukota Kabupaten namun ia mengaku setiap hari berkeliling ke beberapa kecamatan hingga sore hari. Berjualan menggunakan kendaraan membuatnya bisa beristirahat di tempat yang potensial pembeli sehingga tak jarang banyak anak anak dan kaum ibu mengerubungi kendaraan miliknya untuk sekedar melihat lihat atau bahkan membeli.
Barang barang yang dibawanya selain baju baju harian anak, dewasa, seragam sekolah, perabotan rumah tangga seperti sapu, tempat sampah, celengan plastik serta keperluan rumah tangga selalu laris saat dijual olehnya. Income cukup lumayan hingga jutaan rupiah selama sepekan setelah dikurangi operasional untuk makan serta bahan bakar diakuinya sudah cukup membantu menyokong usaha tokonya.
“Semacam subsidi silang lah kalau dagangan di toko sedang sepi pemasukan dari jualan keliling masih bisa mengimbangi agar modal bisa mengalir,”ungkap laki laki yang memiliki dua putra ini.
Husin mengaku tidak menjual barang dagangannya dengan harga mahal, ia menyadari kemampuan dari warga atau penduduk di mana ia berkeliling. Ia mengaku membeli barang barang terutama baju langsung dari Jakarta sehingga lebih murah dan selisih penjualan tetap memberi keuntungan tanpa membebani pembeli.
“Saya kan membeli langsung dari produsen sehingga lebih murah dan kebanyakan konsumen saya dari warga ekonomi lemah jadinya saya jual lebih murah,”ungkapnya.
Ia mengaku tak mengambil keuntungan besar dengan harapan banyak pelanggan yang masih bertahan membeli dagangan kelilingnya. Selain itu prinsip keuntungan kecil asal modal kembali dan jumlah barang yang dijual banyak membuat usahanya tetap berjalan. Barang barang dengan kisaran harga Rp.5ribu hingga Rp.100ribu pun dibawanya dalam kendaraan dengan penyusunan yang menarik.
Saat ini ia mengaku sedang mengkredit satu mobil lagi yang akan digunakan oleh sang anak yang baru saja menyelesaikan kuliahnya agar bisa melakukan bisnis serupa. Keuntungan serta kemudahan dari berjualan barang barang dengan keliling tersebut diakuinya merupakan bentuk ekonomi kreatif yang harus dimanfaatkan banyak pihak.


SABTU, 08 Agustus 2015
Jurnalis : Henk Widi
Foto : Henk Widi
Editor : ME. Bijo Dirajo