Sistim Pembelian Borongan Rugikan Petani Semangka di Lombok

Tanaman semangka petani Desa Banyu Urip, Kabupaten Lombok Tengah nampak hijau dan sudah mulai berbuah
CENDANANEWS (Lombok) – Sistim pembelian buah semangka petani di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) Nusa Tenggara Barat (NTB) secara borongan oleh para tengkulak sebabkan para petani sering ditipu dan mengalami kerugian sampai jutaan rupiah.
Petani semangka asal Desa Banyu Urip, Kabupaten Lombok Tengah, Karti mengatakan, sistim pembelian borongan sendiri merupakan sistim pembelian buah semangka petani oleh para tengkulak, di mana buah semangka petani dipetik buahnya terlebih dahulu untuk dijual, setelah semua buah semangka terjual baru dibayar kemudian.
“Meski secara nominal diawal sebelum buah semangka dipetik, sudah ada kesepakatan harga antara petani dan pembeli, tapi seringkali para tengkulak setelah semua buah yang beli secara borongan habis terjual, tidak membayar sesuai kesepakatan di awal,” kata Karti di Lombok Tengah, Kamis (2/7/2015).
Karti mencontohkan buah semangkanya yang dibeli secara borongan yang ditanam di atas lahan seluas satu setengah hektar are. Kesepakatan harga pembelian di awal 14 juta setengah, taunya setelah buah semangka habis dia (tengkulak) jual, uang pembayaran yang diberikan hanya 13 juta dengan alasan merugi.
Kurniawan petani buah semangka lainnya mengatakan, pembelian buah semangka dengan sistim borongan kalau mau jujur memang sangat merugikan petani, selain rawan tertipu, petani juga tidak tau berapa keuntungan yang didapatkan dari hasil penjualan yang dilakukan para pembeli borongan, karena dia lansung yang mengontrol.
Dikatakan Kurniawan, tapi mau bagaimana, karena pembelian semangka petani di Kabupaten Loteng memang dari dulu kebanyakan menggunakan sistim pembelian borongan dan jarang sekali bahkan mungkin tidak ada yang mau membeli secara tunai.
“Saya juga menjual buah semangkanya dengan sistim borongan, dengan harga kesepakatan di awal 16 juta, tapi setelah buah semangkannya habis terjual dan menerima pembayaran dari pembeli, dirinya hanya dikasih 13 juta dengan alasan sama, yakni merugi,” kata Kurniawan.
Lebih lanjut Kurniawan mengatakan, padahal kalau menghitung total biaya yang dikeluarkan, keuntungan didapatkan tidak seberapa, banyakan mendapatkan lelahnya, padahal dari sisi kualitas buah musim tanam buah semangka tahun ini cukup bagus, karena hujan jarang turun.
“Untuk pembelian bibit saja, satu kaleng harganya mencapai 1 juta rupiah, pupuk sampai menghabiskan 3 kwintal setengah, obat-obatan, biaya belum lagi biaya bensin menaikkan air ke sawah dari sungai, itu totalnya mencapai empat juta lebih dan uang dengan jumlah itu kita berhutang, bukan uang sendiri,” ungkapnya.
Sebagian besar masyarakat Kabupaten Lombok Tengah terutama bagian selatan, tanaman pertanian yang banyak ditanam memasuki musim kemarau selain tembakau, petani juga menanam melon dan semangka, khususnya di kawasan Bandara Internasional Lombok.
——————————————————-
KAMIS, 02 Juli 2015
Jurnalis       : Turmuzi
Fotografer : Turmuzi
Editor         : ME. Bijo Dirajo
——————————————————-
Lihat juga...