Sembilan Pesawat AMA Layani Penerbangan ke Pedalaman Papua

Pesawat AMA jenis Caravan
JAYAPURA – Sembilan dari sebelas unit pesawat milik maskapai penerbangan Aviation Mission Association (AMA) hingga kini terus melayani penerbangan ke wilayah-wilayah pedalaman Papua.
Direktur AMA, J.A Djarot Soetanto mengatakan sebelas pesawat tersebut antara lain jenis Caravan 3 unit, 5 unit Pilatus Porter PC-6 5, PAC 1 unit dan pesawat jenis Cesna-185 sebanyak 2 unit.
“Hanya sembilan pesawat yang aktif beroperasi layani penerbangan ke pedalaman Papua, sedangkan dua unit lainnya hanya digunakan untuk Training, karena berbahan bakar Afgas,” kata Djarot, di Kota Jayapura, Selasa (09/06/2015).
Dijelaskannya, pesawat AMA di Papua beroperasi dari Sentani, Oksibil, Tanah Merah, Wamena, Lanny Jaya, Yahukimo, Puncak Jaya, Timika, Puncak, Nabire, Intan Jaya, Deiyai, Dogiyai, Paniai, Manokwari dan pedalaman daerah pegunungan lainnya di Papua.
“Kami juga ada akan datangkan dua pesawat jenis Caravan yang sekarang ada di Amerika Serikat, sudah lebih dari satu tahun belum bisa masuk Indonesia, karena masih dalam proses ijin operasi terbang dari pemerintah Indonesia,” jelasnya.
Jenis pesawat Caravan milik AMA dapat terbang dibawah 600 meter. Sedangkan pesawat jenis Pilatus Porter dibawah 350 meter. “Semua jenis pesawat kami, dapat terbang dibawah 600 meter,” ujarnya.
Hingga kini, dikatakan Djarot, pilot yang tersedia untuk kendalikan sembilan pesawat yang beroperasi di Papua sebanyak tiga belas orang. “Empat orang warga negara Indonesia dan sisanya adalah pilot asing. Dalam waktu dekat ini akan ada satu pilot wanita juga yang berasal dari Negara Perancis, namun masih dalam proses pengurusan surat-suratnya,” katanya.
Ia juga menambahkan, hal yang paling unik di Papua adalah ciri khas anginnya. Dimana, angin yang ada tidak sama seperti di luar daerah Papua pada umumnya juga memilik berbagai hambatan yang sangat banyak.
“Seperti landasannya pendek, banyak gunung yang tinggi, dan di Papua ini rata-rata anginnya punya ciri khas sendiri yang tidak ada di daerah lain di luar Papua, contohnya ada diatas jam 10 tidak bisa masuk atau tembus, karena angin yang kencang, dan bulan Juni ini angin akan kencang karena pengaruh iklim Australia,” kata Mantan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua ini.
——————————————————-
Selasa, 9 Juni 2015
Jurnalis       : Indrayadi T Hatta
Fotografer : Indrayadi T Hatta
Editor         : ME. Bijo Dirajo
——————————————————-
Lihat juga...