Kurangnya Perhatian, Petani Desa Glegel Sering Alami Gagal Panen

Petani di Desa Glegel
CENDANANEWS (Denpasar) – Pertanian di Desa Gelgel bertempat di wilayah Kabupaten klungkung mengeluhkan kurangnya perhatian dari dinas terkait. Kurangnya pengetahuan dan penyuluhan, hasil pertanian mereka tidak mendapatkan hasil yang maksimal, bahkan terkadang gagal panen.
Seorang Petani, I Nengah Kendri mengeluhkan, padi tanaman mereka seringkali di serang penyakit yang bisa merubah padi menjadi berwarna merah, dan selama ini mereka hanya disarankan membeli obat hama bernama Konvidor tanpa petani diajari bagaimana pencegahan dan apakah nama penyakit tersebut serta apa yang menyebabkan penyakit itu menyerang padi tanaman mereka.
“kami tidak tahu jika petani yang lahannya besar diberi penyuluhan tentang hama itu, namun yang terjadi adalah kami yang lahan kecil tidak pernah dapat penyuluhan,” lanjut I Nengah Kendri.
Bersama dua temannya, I Nengah Kendri sedang membersihkan gabah Serang hasil panen. Sehabis di pisah dan dibersihkan baru digiling menjadi beras. Lahan seluas 3 are milik mereka menghasilkan 120kg gabah Serang, artinya hanya 30Kg per are.
Waktu panen untuk padi tanaman mereka adalah 95 hari. Dan setelah panen, maka harus menunggu sekitar 1-2 bulan proses persemaian/bulih agar bisa mulai ditanami kembali. Pupuk yang mereka pergunakan kurang lebih sama dengan Petani-petani padi lain yaitu Urea, Ponska, dan Pupuk hasil produksi Simantri.
Ni Wayan Tangkil, rekan petani Nengah Kendri sebenarnya berniat melakukan tumpang sari atau menanam tanaman lain setelah panen sambil menunggu waktu menanam padi lagi. Namun keterbatasan biaya dan pengetahuan akan pertanian membuat ia mengurungkan niatnya.
“Apalagi saat situasi sulit begini, kami sebenarnya ingin mengembangkan diri menanam yang lain selain padi, tapi ya biaya dan pengetahuan kami terbatas, jadi nikmati saja apa yang ada sekarang,” sela salah satu petani, Ni Wayan Kori, seorang petani yang dari awal wawancara lebih memilih diam tampak antusias berbicara.
Mereka mengharapkan digalakkan secara rutin pembinaan menyeluruh bagi petani, serta dibutuhkannya Koperasi Desa yang bersinergi memberi pinjaman lunak bagi para petani yang ingin mengembangkan diri agar kedepannya bisa lebih baik dari sekarang.
———————————————————- 
Kamis, 14 Mei 2015
Jurnalis     : Miechell Koagouw
Fotografer : Miechell Koagouw
Editor       : ME. Bijo Dirajo
———————————————————-
Lihat juga...