Ratusan Umat Menangis Lihat 14 Adegan Perhentian Yesus

CENDANANEWS (Jayapura) – Ratusan umat  Gereja Katolik Kristus Terang Dunia Waena, jayapura, Papua meneteskan air mata saat menyaksikan jalan salib hidup yang di perankan kurang lebih lima puluhan pemuda Katolik hasil binaan Yospeh Candra, Jumat (03/04/2015).
Suara cambukan prajurit Romawi kepada Yesus yang diperankan Polly Piter Orby membuat mata ratusan umat yang sebagian besar mengenakan pakaian berwarna hitam itu tampak kaget serta terharu akan rasa sakit yang harus dialami Yesus.
Di perhentian pertama, Yesus dijatuhi hukuman mati. Perhentian kedua, Yesus memanggul kayu Salib. Perhentianketig, Yesus jatuh untuk pertama kali.  Perhentian ke empat,  Yesus berjumpa dengan Ibu-Nya. Perhentian ke lima,  Yesus ditolong Simon. Perhentian ke enam,  wajah Yesus diusap oleh Veronika. Perhentian ke tujuh, Yesus jatuh untuk kedua kalinya.
Selanjutnya, di perhentian ke delapan, Yesus menghibur perempuan-perempuan yang menangisi-Nya. Perhentian ke sembilan, Yesus jatuh untuk ketiga kalinya. Perhentian ke sepuluh,  pakaian Yesus ditanggalkan. Perhentian ke sebelas,  Yesus disalibkan. Perhentian ke dua belas, Yesus mati di kayu Salib. Perhentian ke tiga belas,  Yesus diturunkan dari kayu Salib dan di perhentian ke empat belas, Yesus dimakamkan. Semua itu adalah prosesi yang diperagakan puluhan pemeran dengan penuh penghayatan dan menjadikan tontonan seperti sungguhan yang kembali ke zaman Yesus dahulu.
Wilhemus Sanawi PR, Pastor Paroki  Gereja Katolik Kristus Terang Dunia Waena, menjelaskan tujuan utama Jalan Salib Hidup ini tuk mengenangkan peristiwa sengsara yang dialami-Nya. Kesengsaraan Yesus itu dimaknai dalam Jalan Salib melalui 14 perhentian.
“Keempat belas perhentian yang diperagakan itu, untuk mengajak umat Katoliksemakin meresapi betapa Yesus amat menderita mulai dari saat Dia diserahkan untuk dihukum mati, sampai Dia dimakamkan setelah mati di kayu salib,” kata Pastor Wilhemus.
Menurutnya dari Jalan Salib  ini, umat diharapkan meneladani sikap Yesus yang menjalani prosesi penyaliban-Nya dengan berserah penuh pada Allah Bapa, bukan semata-mata sebagai ibadah.
“Kenangkanlah bahwa Yesus tak pernah mengeluh, meski sempat terjatuh sampai tiga kali saat Dia memanggul salib yang berat,” ujarnya.
Umat Katolik harus bisa menghormati makna penebusan dosa ketika Yesus disalibkan, dikatakan Pastor, hal ini juga sekaligus mengamalkan teladan Yesus yang bersedia memanggul salib dalam hidup sehari-hari, walau banyak rintangan dan hambatan.
“Hendaklah tiap hari kita selalu bersyukur karena segala dosa kita telah ditebus oleh-Nya dengan darah mulia. Tetap semangat jalani kehidupan dan saling menghormati sesama umat manusia,” tuturnya.
Salah satu umat yang menghadiri Jalan Salib Hidup, Feronika yang masih tampak sedih setelah prosesi itu berakhir mengatakan ia sangat terharu akan perjuangan Yesus dengan mengorbankan dirinya untuk umat-umatnya.
“Saya semakin percaya dan yakin apa yang dilakukan Yesus adalah bentuk kesetiannya kepada Allah Bapa. Hari ini saya ikuti jalan salib dari awal sampai akhir tanpa hentinya kesedihan dan ketakjuban saya kepada Yesus,” kata Feronika.

———————————————————-
Sabtu, 4 April 2015
Jurnalis : Indrayadi T Hatta
Editor   : ME. Bijo Dirajo
———————————————————-

Lihat juga...