Perbaiki Hasil Panen, Petani Desa Ini Gunakan Pupuk Daerah Sendiri

Petani sedang membajak sawah
CENDANANEWS (Denpasar) – Mengatasi permasalahan pupuk yang langka serta buruk, petani didaerah ini beralih menggunakan pupuk buatan asli daerah Bali. Pupuk tersebut dinilai cocok untuk memperbaiki kerugian yang dialami petani akibat kejadian pupuk buruk beberapa waktu lalu.
“Simandri, pupuk organik yang diproduksi sendiri di Bali sedikit banyak sudah menolong meningkatkan panen dan menutupi kerugian-kerugian sebelumnya karena pupuk berkualitas buruk,”kata Petani di Desa Kusamba, kabupaten Klungkung, Denpasar,  Bapak Nengah yang ditemani Wayan Sugati dan Ketut Nano disela-sela membajak sawah.
Disebutkan, Sebelumnya petani menemui kendala untuk menemukan kualitas pupuk yang cocok untuk lokasi tersebut, dikarenakan struktur tanah yang kurang bagus. 
“Disini tidak memiliki tanah yang strukturnya sebagus daerah lain di Bali, maka pupuk menjadi faktor sangat penting agar padi bisa tumbuh bagus,” jelas Wayan Sugati kepada cendananews.com, Jumat (17/04/2015).
Disebutkan, petani biasa menggunakan Pupuk urea, Poska, dan belakangan ini mereka diarahkan untuk menggunakan pupuk organik dari daerah Gresik, Jawa Timur. Namun ternyata pupuk organik tersebut membawa kekecewaan yang mendalam bagi Wayan Sugati dan kawan-kawannya.
“Kemasannya berat sekali, tapi itu karena pupuk tersebut terlalu banyak bercampur tanah lumpur dan rumput, buruk sekali,” Sambung Ketut Nano menjelaskan pupuk yang diterimanya.
Akibat buruknya kualitas pupuk yang mereka terima, maka hasil yang mereka terima juga tidak maksimal. Para Petani harus rela membawa pulang Rp,200,000,- setiap selesai melakukan panen. 
Mereka berharap kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Karena akan sangat merugikan bagi petani jika pupuk yang didistribusikan memiliki kualitas yang buruk. Sehingga jika petani selalu dirugikan maka mereka tidak dapat menghasilkan beras berkualitas bagi masyarakat luas. 

———————————————-
Sabtu, 18 April 2015
Jurnalis : Miechell Koagouw
Fotografer: Miechell Koagouw
Editor : ME. Bijo Dirajo
———————————————-

Lihat juga...