Imigrasi Lampung Amankan Ratusan Imigran dalam 3 tahun

Imigran
CENDANANEWS (Lampung) – Kantor Imigrasi Kelas I Bandar Lampung mencatat sejak tahun 2012 hingga 2015 telah menahan 108 imigran gelap di ruang di Ruang Detensi Rutan Imigrasi.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Bandar Lampung Ahmad Firmansyah menjelaskan sejak 2012 hingga akhir 2014 sebanyak 99 orang imigran ilegal, pencari suaka, dan pengungsi pernah mendekam di Ruang Detensi.
Menurutnya, mereka rata-rata berkebangsaan Afganistan (20 orang), Bangladesh (20), Myanmar (35 orang), Pakistan (6 orang), Sudan (7 orang), dan Somalia (11 orang). 
“Kami selalu memantau secara aktif siapa saja orang-orang yang merupakan imigran gelap di Lampung. Saat ini, tahun 2015 ada 9 orang imigran gelap asal Somalia yang ada di Ruang Detensi,” ungkap Ahmad di kantor Imigrasi kelas I Bandar Lampung, Sabtu (18/4/2015).
Kesembilan orang tersebut, kata Ahmad, terdiri dari 7 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Ada pula di antara kesembilan imigran gelap tersebut yang merupakan suami istri. Para imigran tersebut ditempatkan dalam ruangan ruangan terpisah.
Berdasarkan data yang dihimpun Cendananews.com para imigran gelap yang diamankan di Imigrasi Bandarlampung beberapa diantaranya merupakan hasil penangkapan di Bakauheni.
Kepala Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan Bakauheni AKP Feria Kurniawan mengungkapkan bahkan pada bulan November 2013 sebanyak 50 imigran gelap asal negara Myanmar, Bangladesh, Pakistan, Nepal, Sudan diamankan di Bakauheni.
Penangkapan 50 imigran gelap kala itu adalah yang terbanyak dalam kurun waktu tiga tahun terakhir oleh KSKP Bakauheni. Sebab sebelumnya rata rata imigran yang akan menuju Pulau Christmas Australia dari beberapa negara berangkat dalam kelompok kecil.
Berbagai motif mendasari para imigran tersebut nekat mengungsi untuk mencari suaka ke Australia meski kini Australia sudah tak lagi memberi ruang untuk imigran tersebut. Sebagian besar imigran pergi dari negaranya karena konflik di negara asal baik politik maupun keadaan sosial.
Berbeda dengan kejadian sebelumnya imigran sebanyak 50 orang tersebut kali ini justru dari Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera. Sebelum imigran gelap biasanya menyeberang dari negaranya transit di Malaysia melewati jalur darat kemudian ke Jawa untuk ke Pulau Christmas Australia. Tak jarang mereka rela membayar ke beberapa calo di Malaysia agar bisa menyeberang ke Indonesia untuk menuju Australia.
Berdasarkan dugaan sementara dan pengakuan beberapa imigran mereka melarikan diri dari penampungan UNHCR di Cisarua Bogor Jawa Barat. Sebab selama ada di penampungan belum ada kejelasan nasib mereka untuk bisa menuju Australia.
“Di Cisarua kan ada tempat penampungan para imigran, namun beberapa diantaranya bisa melarikan diri dan ada yang justru kembali ke arah Sumatera tidak jadi ke Australia,”ujar Feria Kurniawan saat dikonfirmasi Cendananews.com.
Para imigran tersebut menumpang  bus parawisata, naik dari Hotel dirga di kawasan Cisarua Bogor. Saat dilakukan pemeriksaan, 50 imigran itu tidak dilengkapi dengan dokumen resmi, seperti paspor dan visa kunjungan ke Indonesia.
Berdasarkan keterangan semua imigran tersebut mengaku sudah sekitar tiga bulan berada di Cisarua Bogor. Namun karena mereka tidak betah akhirnya memutuskan akan mencari kerja di Medan.
Selanjutnya para imigran gelap itu akan diserahkan ke Satgas People Smuggling Polda Lampung dan Imigrasi Bandarlampung untuk penanganan lebih lanjut.

———————————————-
Sabtu, 18 April 2015
Jurnalis : Henk Widi
Fotografer : Henk Widi
Editor : ME. Bijo Dirajo
———————————————-

Lihat juga...