Demi Kepulkan Asap Dapur, Sulap Rumput Laut Liar jadi Uang

Mengumpulkan Rumput Laut Liar [Foto: Cendananews – Hendricus Widiantoro/3/15]

CENDANANEWS – Tidak memiliki lahan untuk menanam rumput laut tak menghalangi para  wanita ini untuk mengepulkan asap dapur di rumahnya. Bahkan tak sekedar itu ia pun  bisa membiayai sekolah anak-anaknya dan membantu sang suami .Sebagai warga pesisir pantai Banding, Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan Provinsi Lampung  Siti Munawaroh (30, yang sehari-hari sebagai Ibu Rumah Tangga(IRT) memanfaatkan waktu senggangnya ketika dua anaknya yang masih duduk di bangku SMP dan SD bersekolah. Bahkan dengan kemauan dan kerja keras ia bisa menyulap rumput laut liar tersebut menjadi uang.
“Di sini tidak diperbolehkan  menanam rumput laut karena digunakan untuk tempat wisata . Tapi yang kami ambil adalah jenis  rumput laut yang liar. Rumput ini tumbuh di sepanjang pantai Banding  pada batu-batu karang dan tidak ditanam, “ ungkapnya kepada Cendananes.com Kamis (12/3/2015).
Rumput liar tersebut memang tumbuh secara liar  menempel di atas batu-batu karang di pinggir pantai. Namun jenis rumput  laut ini berbeda dengan rumput laut yang selama ini dibudidayakan. Karena ada permintaan maka beberapa warga di sini  memanfaatkan potensi yang ada tersebut.
“Semula kami tidak mengetahui manfaatnya. Hampir puluhan tahun kita hidup di pinggir pantai ini ternyata rumput tersebut bisa dimanfaatkan, bahkan bisa menjadi uang, “ ujar Siti
Siti dan suaminya Muhajir (33) mengatakan, ia melakukan pekerjaan tersebut hampir sekitar setahun ini. Rumput laut liar itu diambil dari pantai. Jika rumput liar  yang dekat dengan bibir pantai rumput, maka dicabut dengan cara manual menggunakan tangan dan diangkat dengan karung. Sedangkan yang jaraknya jauh dari pantai biasanya menggunakan perahu kecil. Rumput laut liar tersebut lalu ditiriskan airnya, kemudian dijemur diterik matahari selama sehari. Jika cuaca sedang panas maka setengah hari rumput tersebut sudah  kering.
Rumput laut sengaja dipesan oleh pedagang pengepul yang ada di Kalianda. Selanjutnya pedagang pengepul tersebut akan menjualnya ke pabrik pengolahnya di Jakarta. Menurut Siti, ia tidak mengetahui secara pasti kegunaan rumput laut yang diambilnya. Namun yang ia tahu dari sekitar jenis rumput laut yang dikumpulkannya digunakan untuk produk komersial.Selama ini menurut pedagang pengepul akan dibuat karaginan.  Karaginan ini merupakan bahan baku kosmetik, parfum, obat-obatan dan pasta gigi. 
“Namun selama ini pengolahan rumput laut yang saya ketahui baru untuk pembuatan agar-agar. Sedangkan menurut pengepul pegolahan keraginan baru dalam bentuk setengah jadi, yakni berupa lembaran(chip) dan bubuk, “ ujarnya.
  
Oleh pedagang pengepul yang datang sehari sekali, Siti mengaku rumput laut liar miliknya dibeli Rp 800,- perkilogramnya dalam bentuk kering. Dalam sehari terkadang ia bisa mengumpulkan dan menjemur rumput laut liar sebanyak 1 kuintal yang dikumpulkannya dalam bentuk kering. Untuk 1 kuintalnya ia mendapat uang Rp 80.000,-. Dengan uang sebesar itu ia bisa membeli beras, sayuran dan keperluan buat keluarganya, khususnya anak-anaknya.
Wanita berbadan kurus ini merasa sangat terbantu dengan aktifitas yang ia geluti sekarang. Ia mengaku selama ini hanya memiliki kebun yang tak seberapa luas di lereng Gunung Rajabasa, sehingga melakukan pekerjaan mengumpulkan rumput liar tersebut. 
“Meskipun rumput liar tersebut oleh sebagian orang tak ada manfaatnya namun  saya bisa menggantungkan hidup dengan memanfaatkan rumput laut liar ini. Selain untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarga, bisa juga menyisihkan untuk biaya sekolah anak-anak saya, “ tutupnya.

———————————————————-
Kamis, 12 Maret 2015
Jurnalis : Henk Widi
Editor   : ME. Bijo Dirajo
———————————————————-

Lihat juga...