Rumah Ibu Bumi Diresmikan, Bangun Ekosistem Budaya Tenun Sumba
Lebih jauh, Menteri Kebudayaan turut memberikan apresiasi kepada para maestro perajin tenun Sumba, pegiat budaya, serta seluruh pihak yang telah memperkenalkan wastra Sumba ke panggung dunia.
Menurut Menbud Fadli, wastra Sumba dapat menjadi salah satu instrumen diplomasi budaya yang mencakup banyak sektor seperti fesyen hingga benda koleksi.
Ia menambahkan, “Kita perlu berikan penghargaan kepada para ibu-ibu penenun, para maestro, para pegiat budaya yang telah berhasil memperkenalkan wastra Sumba ke pentas dunia. Rupanya kain-kain Sumba ini sudah mendunia. Ada di tangan-tangan para kolektor
internasional, ada di museum-museum, ada juga di toko-toko berbagai daerah.”
Menguatkan pernyataan Menbud, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra, menyatakan bahwa kegiatan ini selaras dengan salah satu fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, yakni merevitalisasi tempat terbuka serta membangun ruang untuk para pelaku budaya.
“Aktivasi maupun revitalisasi bangunan budaya membuat harapan baru bagi pelaku budaya sekitarnya,” papar Dirjen Mahendra.
Peresmian bangunan Yayasan Umaratu Rumah Ibu Bumi ditandai dengan penabuhan alat musik oleh Menteri Kebudayaan bersama tamu naratama, dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri Kebudayaan.
Rangkaian acara juga dimeriahkan dengan pementasan tari daerah, permainan alat musik Jungga khas Nusa Tenggara Timur serta peragaan busana kain tenun bertajuk Menenun Masa Depan.