Pedagang di Sikka Terpaksa Jual Murah Tenun Ikat Untuk Bertahan
Editor: Koko Triarko
MAUMERE – Dampak pandemi Covid-19 membuat harga jual kain tenun ikat di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, mengalami penurunan drastis.
“Dampak pandemi membuat harga jual kain tenun, baik pewarna kimia maupun pewarna alam turun drastis,” ucap Sisilia Delima, penjual kain tenun ikat saat ditemui di Pasar Alok, Maumere, Kabupaten Sikka, Selasa (7/9/2021).
Sisilia mengaku menjual kain tenun pewarna kimia maupun alam dengan harga minimal Rp450 ribu hingga Rp1,5 juta per lembar.
Dia menerangkan, banyak pembeli memberikan penawaran harga lebih murah, Rp200 ribu bahkan bisa mencapai Rp300 ribu per lembarnya.

“Kami terpaksa menjual saja, yang penting bisa ada untung sedikit agar bisa membiayai kehidupan keluarga,” sebutnya.
Sisilia mengaku biasa menjual kain tenun di Pasar Alok setiap hari Selasa, saat hari pasar mingguan karena banyak pembeli yang datang.
Namun saat ditemui, dirinya mengaku belum menjual selembar kain tenun, karena banyak pembeli yang mengajukan penawaran dengan harga jauh di bawah harga jual.
“Banyak yang tanya-tanya dan mengajukan penawaran jauh di bawah harga normal. Saya memilih tidak menjualnya, karena pasti mengalami kerugian,” ungkapnya.
Sisilia mengaku membeli kain tenun dari perajin di Kecamatan Hewokloang, Nita, Koting hingga Nelle, dan menjualnya kembali.
Saat pembeli di pasar sepi, dirinya pun menjualnya kepada para karyawan di kantor pemerintah maupun swasta, meskipun ada yang mengutang dahulu.