Indonesia: Usia 80-Parameter Konstitusi

Angka Harapan Hidup (AHH) saat lahir 74,15 tahun (2024). Angka Kematian Bayi (AKB): 18 per 1.000 kelahiran hidup (2023). Stunting: 21,5% (2023), masih jauh di atas target WHO 14%. Akses Air Minum Layak: 91,05% rumah tangga (2024). Akses Sanitasi Layak: 85,84% rumah tangga (2024).

Pendapatan Nasional Bruto (GNI) per kapita – Atlas method: USD 4.580 (2023). Upper middle income. Kemiskinan Nasional: 8,47% (Maret 2025). Kemiskinan Ekstrem: 0,85% (2,38 juta jiwa-Maret 2025). Gini Ratio: 0,375. Pengangguran Terbuka (TPT): 4,76% (Februari 2025), setara 7,28 juta orang.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH): 72,54 poin. Melebihi target nasional: 69,48 poin. Indeks Kualitas Udara (IKU) sesuai target nasional. Indeks Kualitas Air (IKA), naik, tapi belum sesuai target nasional. Indeks Kualitas Lahan (IKL), naik, tapi belum mencapai target nasional. Indeks Kualitas Air Laut, turun, tapi tetap sesuai target nasional.

Rasio elektrifikasi rumah tangga di Indonesia (2023) 99,78%. Rasio desa berlistrik tercatat 99,83%. Sedangkan pada infrastruktur, wilayah non-Jawa masih tertinggal. Trotoar juga belum berstandar.

Bagaimana dengan kecerdasan bangsa Indonesia?. Mari kita lihat berbagai indikator.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) – Komponen Pendidikan. Rata-rata lama sekolah (RLS): 8,93 tahun (2024), setara kelas 2 SMP. Artinya orang Indonesia hanya menempuh pendidikan formal sekitar 9 tahun, setara samai kelas 2 SMP.

Harapan lama sekolah (HLS): 13,37 tahun (2024) setara kelas 1 perguruan tinggi. Artinya: anak lahir tahun ini diproyeksikan akan bersekolah hingga 13,37 tahun. Bila semua faktor (akses, ekonomi, kebijakan pendidikan) berjalan baik. Setara tahun pertama kuliah S1. Masih menjadi tantangan besar.

Lihat juga...