Obituari Wina Armada Sukardi: Wafatnya Sang Tokoh

OLEH DODDI AHMAD FAUJI

Saya berkata ke Kang Doddi Eka Pratama, Om Abah Tris, dan lain-lain, dilaporkan ada 12 orang pesepak bola mati justru sedang merumput.

Mereka terlalu memacu tubuh, dikejar obsesi, jantung jadi stres. Maaf nikotin adalah mengurangi denyut jantung yang terlalu dipacu, dan kebalikannya, kafein memacu denyut jantung.

Itu sebabnya, orang yang suka begadang secara naluriah suka minum kopi.

Tentang asumsi saya itu, tentu tidak pernah saya ceritakan ke Pak Wina, karena itu sama dengan saya menyuruh Pak Wina untuk merokok.

Namun saya percaya, mereka yang terlalu sibuk fisik dan pikiran, ada baiknya merokok.

Di akhir November, bertepatan dengan tubuh yang mulai terasa segar, datanglah naskah Sang Tokoh, Novel Absurd Paling Realistis karya Pak Wina, yang sempat terhenti karena saya sakit dan Pak Wina sibuk.

Maka digeberlah penyelesaian novel setebal 380 halaman itu, hingga terbit.

Novel ini, pada bagian-bagian tertentu, memberi motivasi kepada saya, untuk semangat dan hidup.

Di salah satu sekuelnya diceritakan, Pangeran Arab yang sudah koma selama dua tahun, bisa disembuhkan oleh Sang Tokoh. Kalau begitu, saya juga harus sembuh.

Di akhir kisah, Sang Tokoh yang digambarkan punya banyak karomah itu akhirnya wafat. Dalam beberapa hal, tokoh Sang Tokoh terasa benar seperti novel biografi yang menceritakan kisah si Pak Wina sendiri.

Saya teringat pada akhir novel Sang Tokoh yang wafat. Sekaligus saya ingat tabib yang mengobati saya hingga tiga kali.

Berobat yang keempat, dilayani oleh putra sang tabib, karena tabib utama jatuh di kamar mandi, dan tentu sakit.

Berobat yang kelima, tidak jadi, karena tabib utama yang menyuruh saya merokok dan ngopi itu wafat.

Lihat juga...