Obituari Wina Armada Sukardi: Wafatnya Sang Tokoh

OLEH DODDI AHMAD FAUJI

Bukan hanya urusan tiket masuk, namun untuk mendapatkan anggaran bantuan pemerintah pun kadang ada calonya.

Pak Wina sebenarnya sudah mulai sakit sebelum novel Sang Tokoh diluncurkan.

Ia mengirimi foto sedang dirawat di RS, salah satu lengannya tersambung ke selang infus.

“Saya terlalu kelelahan,” katanya, dalam japrian.

Pak Wina pulih, merasa pulih, dan kembali menggeber kegiatan dan perannya yang banyak, terlalu banyak untuk usianya yang memasuki 66 tahun.

Dalam dunia jurnalistik, Pak Wina adalah pengurus PWI yang sedang terbelah kepemimpinan, ada dualisme, dan Pak Wina berada di barisan pengurus PWI yang menggugat kepemimpinan, yang diduga ‘main mata’ dengan kekuasaan.

Barisan penggugat menggelar musyawarah luar biasa di Riau. Dualisme kepemimpinan di PWI ini mau tak mau menyita energi, pikiran, biaya, dan waktu.

Saya ingin menyampaikan saran, Pak Wina tak usah ikut-ikutanlah, itu melelahkan.

Tapi mana berani saya sampaikan hal tersebut. Kalau tahu akan begini jadinya, pasti saya sampaikan saran itu.

Selain berhibuk diri dalam bidang pers, Pak Wina juga seorang lawyer yang sedang mengurus sebuah perkara, sehingga kerap ia harus datang ke persidangan mendampingi klien.

Di lapangan yang lain, Pak Wina juga sedang manteng pikirannya, mengurusi festival film versi wartawan, dan menyikapi permasalahan keadilan dalam tatanan negara-bangsa melalui Podcast 9.

Beririsan dengannya, Pak Wina adalah komponen penting gerakan ikatan alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang baru memperingati Satu Abad Pendidikan Tinggi Hukum di Indonesia, yang menjadi titik kenangnya adalah berdirinya FHUI itu.

Lihat juga...