Sementara, jika Trump menang, mereka juga sudah mempersiapkan doa. Doa itu akan mereka rapal siang dan malam agar kakek nakal ini tidak bangkit bangkit dari tempat tidurnya. Karena jika ia bangkit dari tempat ranjangnya pasti urusannya segera berabe. Jenis masalahnya tergantung dari sisi mana ranjangnya ia turun. Jika turun dari sisi Barat, ia akan memerintah semua anak buahnya untuk menutup negerinya dengan tembok yang lebih kokoh dan tinggi agar jangan sampai ada makluk apapun dari semua penjuru angin dapat menerobos negerinya untuk mencari makan sebagai imigran.
Juga ia pasti akan meminta untuk dihabisi semua urusan yang disebut pasar bebas. Peduli amat dengan para pendahulunya yang selalu merasa bangga disebut sebagai pembela pasar bebas. Bagi Trump tidak ada urusan dengan semua tetek bengek pasar yang “bebas” itu. Tidak “bebas”pun, ekonomi Amerika di masanya dulu tetap berjalan baik dan tidak kurang sesuatu apapun. Rakyat Amerika kenyang-kenyang saja. Pokoknya, ia akan membuat orang orang seperti Joseph Stigligz pemikir pasar bebas tetangga sebelah towernya di New York, Kishore Mahbubani penyeru pasar bebas yang bermukim di Singapura, serta Srimulyani pelaksana pasar bebas dedikatif yang bersarang dari Jakarta, tersedak akut ibarat orang habis meneguk sebotol penuh garlic coke.
Pokoknya jenis barang apa saja, bukan sekedar dari China bahkan termasuk dari negeri seperti Indonesia juga (kalau ada), yang singgah ke negaranya segera dikenakan tarif dan pajak yang mencekik agar semua pelaku ekonomi dalam negeri Amerika akan nyaman bin tenteram seperti bayi dalam gendongan ibunya.