Mayor Jenderal Soeharto “dikroyok” Presiden Soekarno dan Kabinetnya

Oleh : Noor Johan Nuh

Noor Johan Nuh

Tanggal 19 Desember 1961, di Yogyakarta, Presiden Soekarno mencanangkan tiga komando rakyat disingkat TRIKORA, yaitu;

1. Gagalkan pembentukan Negara Papua bikinan Belanda.
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat tanah air Indonesia.
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.

Untuk merebut Irian Barat dengan operasi militer, Presiden Soekarno meminta kepada Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal AH Nasution mengajukan nama-nama jenderal yang patut menjadi Panglima Mandala Pembebasan Irian Barat.

Adapun nama-nama yang diajukan adalah; Mayor Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal Haji Soedirman, dan Mayor Jenderal Soeharto.

Dari tiga nama tersebut, Presiden Soekarno memilih Mayor Jenderal Soeharto sebagai Panglima Mandala. Tanggal 23 Januari 1962, Mayor Jenderal Soeharto dilantik menjadi Panglima Mandala Pembebasan Irian Barat.

Namun sebelumnya, tanggal 13 Januari 1962, Markas Besar Angkatan Laut melakukan misi rahasia menyusupkan pasukan ke Irian Barat dengan menggunakan kapal perang.

Misi itu mengerahkan tiga kapal perang Motor Torpedo Boat atau MTB, yaitu MTB Macan Tutul, MTB Macan Kumbang, dan MTB Harimau.

Pada saat ketiga MTB tersebut memasuki perairan laut Arafuru, laju gerak ketiga MTB tersebut terdeteksi radar pesawat Neptune Angkatan Laut Belanda.

Tanpa memberi peringatan, beberapa kapal perang dibantu pesawat terbang tempur Belanda menyerang ketiga MTB tersebut.

Ketiga MTB diserang dari laut dan udara, terjadi pertempuran yang tidak seimbang. .

Dalam pertempuran itu, Deputi Kepala Staf Angkatan Laut Komodor Yos Sudarso tewas dan tenggelam bersama MTB Macan Tutul pada 15 Januari 1962.

Lihat juga...