Histori Hari Ini: Presiden Soeharto Menerima Bekas Tokoh PDRI
RABU, 4 JANUARI 1989 Selama lebih dari satu jam, Presiden Soeharto menerima bekas tokoh PDRI (pemerintah Darurat RI) yang dipimpin oleh Mr Teuku Muhammad Hasan.
Dalam pertemuan itu hadir pula, antara lain, bekas Menteri Agama KH Masykur, bekas Panglima Tentara Teritorium Sumatera, Letjen. (Porn.) Hidayat, dan bekas KSAU, Komodor (Porn.) H Suyono.
Mereka menemui Kepala Negara untuk meminta restunya sehubungan dengan akan diselenggarakannya seminar tentang PDRI di Jakarta.
PRESIDEN SOEHARTO merestui penyelenggaraan suatu seminar yang akan mengkaji kembali peranan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, 40 tahun lalu.
“Bapak Presiden merestui seminar itu ,” kata mantan Wakil Ketua PDRI Mr.T.H. Moehammad Hasan dalam keterangannya kepada wartawan selesai diterima Kepala Negara.
Tokoh PDRI yang kini berusia lanjut tersebut menjelaskan bahwa seminar itu dianggap perlu diadakan agar generasi muda dapat mengetahui tentang peranan PDRI pada masa Clash II (agresi II Belanda tahun 1948), karena dewasa ini ada yang mengira PDRI sama halnya dengan PRRI.
“Mumpung kami masih hidup, seminar itu akan menjelaskan perbedaan antara PDRI dan PRRI,” kata Mohammad Hasan denga suara tuanya yang pelan.
Dijelaskannya pula bahwa PDRI dibentuk 22 Desember 1948 di Balaban, sebuah desa terpencil di pedalaman Sumatera Barat di bawah pimpinan Syafrudin Prawiranegara, setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda dan Presiden Soekarno ditawan.
PDRI ikut mengadakan perang gerilya untuk menegakkan keberadaan negara pada kurun waktu Clash II, katanya.
Menurut Moehammad Hasan, belum dapat dipastikan kapan seminar tentang peranan PDRI itu akan diadakan karena perencanaannya kini masih dimatangkan. Ia hanya menyebutkan bahwa seminar itu akan mengikutsertakan para pakar sejarah, para pelaku dan generasi muda.