8-9-1971, Resmikan Kilang Minyak di Dumai, Presiden Soeharto: Mutu Minyak Indonesia Lebih Baik dari Sejumlah Negara
RABU, 8 SEPTEMBER 1971, Presiden dan lbu Tien Soeharto meresmikan kilang minyak “Putri Tujuh” yang terletak di Dumai.
Kilang minyak ini mempunyai kapasitas 100.000 barel per hari, dan nanti kapasitasnya akan dapat ditingkatkan menjadi 150.000 barel. Lebih dari setengah produksi kilang minyak ini diekspor, dan sisanya untuk konsumsi dalam negeri.
Kepala negara mengatakan, hari ini, kilang minyak “Putri Tujuh” di Dumai ini, mulai bekerja. Peristiwa ini mempunyai arti yang penting, sebab, hal ini berarti kita maju selangkah lagi dalam mengolah sendiri kekayaan alam Tanah Air Kita.
Bumi Indonesia memang kaya dengan minyak yang terkandung di dalamnya. Masyarakat yang maju dan sejahtera tidak dapat dipisahkan dari minyak. Dalam melaksanakan pembangunan yang sekarang dan masa-masa seterusnya, banyak mengharapkan dari produksi minyak di bumi ini, baik untuk keperluan konsumsi dalam negeri yang terus meningkat, maupun untuk diekspor guna memperbesar hasil devisa yang makin banyak diperlukan.
Presiden Soeharto menyebutkan, potensi kita akan minyak bumi, dan juga bahan-bahan tambang lainnya sangat besar. Mengenai minyak bumi, malahan mutunya lebih tinggi dari minyak bumi yang dihasilkan oleh sejumlah negara negara yang lain.
“Khususnya karena minyak bumi kita lebih sedikit mengotori udara jika dibandingkan dengan minyak bumi yang dihasilkan oleh negara-negara lainnya,” terang Presiden Soeharto.
Semua ini, kata Kepala Negara, merupakan keuntungan yang besar bagi bangsa Indonesia. Kita anggap hal ini sebagai rahmat Tuhan Yang Maha Esa kepada Bangsa Indonesia.
Tetapi, kata Presiden, kekayaan petensial itu belum berarti apa-apa. Kita harus menggali dan mengolahnya, sehingga dapat diubah menjadi kekayaan rill dan memberi kesejahteraan kepada Rakyat Indonesia.