Presiden Soeharto: Lengah Terhadap Konservasi Kekayaan Hayati Bisa Datangkan Malapetaka

JAKARTA, Cendana News – Memperingati Hari Keanekaragaman Hayati, yakni 22 Mei, redaksi menayangkan berita yang dimuat di buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita” yang juga dimuat di SoehartoLibary.id.

Berita ini dimuat di MERDEKA pada tanggal (21/07/1992) dengan judul PRESIDEN: LENGAH TERHADAP KONSERVASI KEKAYAAN HAYATI BISA DATANGKAN MALAPETAKA.

Presiden Soeharto mengingatkan, kelengahan terhadap upaya konservasi kekayaan hayati akan sangat merugikan, malahan bisa mendatangkan malapetaka bagi kehidupan manusia. Sementara gerakan konservasi itu sendiri hanya akan berhasil jika didukung oleh masyarakat.

“Oleh sebab itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi kekayaan hayati bagi kelangsungan hidup manusia perlu terus ditingkatkan, “kata Kepala Negara ketika membuka Konferensi Kebun Raya lnternasional di Istana Bogor, Senin.

Dikemukakan, Indonesia terletak di daerah tropika dan membentang luas diantara dua benua yang sangat berbeda flora dan faunanya serta memiliki hutan luas. Sebab itu negeri ini mengandung kekayaan hayati luar biasa, yang tidak terdapat di bagian dunia lain.

Menurut perkiraan para ahli, 50 persen sampai 90 persen seluruh hayati dari bumi ini berada di daerah tropika. Dan dari 250.000 jenis tumbuhan yang diperkirakan ada di dunia, 25.000 di antaranya terdapat di Indonesia.

Berbagai jenis pohon,jamur, lumut dan tumbuh-tumbuhan lainnya memang hanya dapat hidup dan berkembang dalam hutan basah yang lembab dan hangat, yang merupakan ciri dari alam Indonesia.

Indonesia dewasa ini memiliki 298 kawasan konservasi, yang terdiri atas 17 kawasan konservasi laut dan 281 kawasan konservasi danit. Luas seluruhnya mencapai sekitar 16juta hektar.

Lihat juga...