Ini yang Harus Diketahui Peternak Mengenai Penyakit Lumpy Skin pada Sapi
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Ia menambahkan penyakit ini dapat diamati dari gejala klinisnya. Namun demikian, melonjaknya kasus penyakit ini menurutnya disebabkan lambatnya deteksi dini di lapangan.
“Dapat diketahui dari lesi patologis anatomis pada sapi di lapangan. Bisa jadi pada kasus tersebut terlambat diketahui,” ujarnya.
Untuk mengatasi penyebaran penyakit LSD ini, ia mengimbau pada pemilik peternakan sapi dan kerbau apabila mendapatkan ternaknya terinfeksi LSD untuk melakukan desinfektan kandang.
“Cara mengatasinya dengan spray kandang dan lingkungan sekitar kandang dengan desinfektan yang sesuai,” kata Wasito.
Sedangkan pada sapi yang sudah terinfeksi, ia menyarankan untuk diisolasi dari hewan yang belum terkena. Untuk sapi yang sakit untuk dilakukan stamping out atau pemusnahan. Sebab, dagingnya tidak layak dikonsumsi oleh manusia.
“Sapi yang sakit segera di-stamping out dan sapi tersebut dagingnya tidak layak untuk konsumsi,” katanya.
Soal tidak layak konsumsi ini menurut Wasito disebabkan daging sapi LSD kekurangan nutrisi protein terutama asam amino yang sebelumnya digunakan untuk replikasi virus.
“Daging sapi penderita LSD tidak layak dikonsumsi. Daging tersebut mengalami lack of nutrient protein asam amino terutama dalam daging habis digunakan untuk replikasi virus,” pungkasnya.