Resi Gudang Dukung Ketahanan Pangan
Menurut dia, ada beberapa upaya yang perlu dilakukan, yaitu sosialisasi tentang sistem resi gudang (SRG), tujuan, aktivitas serta upaya yang dilakukannya, termasuk dalam hal bantuan pembiayaan yang bisa diberikan kepada pelaku usaha. Langkah ini perlu dilakukan oleh pemerintah, termasuk dengan menggandeng akademisi dan media.
Langkah berikutnya, meningkatkan kemudahan dan keterjangkauan akses pembiayaan kepada pihak petani dan pelaku usaha pertanian, agar tidak terjebak pada pembiayaan ilegal, selanjutnya bekerja sama dengan pelaku usaha pemasaran, agar mampu menyalurkan barang kebutuhan pangan dengan kualitas baik dan harga terjangkau.
“Perlu juga dilakukan pendekatan kepada pihak pemerintah, khususnya dalam penjaminan pinjaman atau ‘government guarantee’ terhadap petani dan UMKM terkait,” kata Izza Mafruhah.
Menurut Direktur PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Agung Rihayanto, terkait SRG untuk mendukung ketahanan pangan selama ini sistem tersebut dapat dimanfaatkan dari sisi ‘supplay chain’ atau rantai pasok, hal ini karena ketahanan pangan adalah tentang ketersediaan dan keterjangkauan masyarakat terhadap kebutuhan pangan.
“Untuk itu, dengan adanya SRG ketersediaan akan terjaga sehingga masyarakat mendapatkan kemudahan dalam hal mendapatkan kebutuhan pangan,” kata Agung.
Ia menjelaskan, pemanfaatan resi gudang di Indonesia terus mengalami pertumbuhan dan berdasarkan data PT KBI, menunjukkan pada 2021 sampai bulan November, jumlah resi gudang yang diregistrasi mencapai 582 resi gudang, terdiri dari 11 komoditas, dengan total volume sebesar 12,3 juta kilogram, senilai Rp484,1 miliar.