Omzet Pinjaman Koperasi Gemah Ripah Trirenggo Capai Rp2,5 M
Editor: Koko Triarko
“Adanya pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama tingginya angka kredit macet koperasi sepanjang 2020. Di mana hampir semua nasabah anggota koperasi kesulitan membayar cicilan bulanan, karena tak bisa bekerja ataupun mengalami penurunan omzet usaha secara drastis selama pandemi,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Ambyah juga mengungkapkan sejumlah faktor lain yang juga dinilai turut mempengaruhi tingginya angka kredit macet. Seperti kurangnya ketelitian pengurus subkelompok dalam melakukan seleksi anggota.
Adanya anggota yang sedang terkena musibah seperti sakit, gagal panen dan lain-lain. Hingga adanya anggota yang tidak jujur saat dilakukan proses wawancara.
“Selain itu ada pula pengurus subkelompok yang kurang berkoordinasi dengan supervisor lapangan terkait anggota yang menunggak. Juga adanya pengurus subkelompok yang bermasalah, karena menggunakan uang setoran dari anggota,” katanya.
Mengatasi hal tersebut, pihak Koperasi Gemah Ripah mengaku telah merumuskan sejumlah strategi. Di antaranya memotivasi pengurus subkelompok agar tak henti memberikan arahan pada anggota. Hingga memperketat proses pencarian pinjaman di setiap subkelompok.
Sebagaimana diketahui, Yayasan Damandiri menetapkan desa Trirenggo, Bantul, sebagai desa binaan sejak 2017 lalu. Melalui program Desa Cerdas Mandiri Lestari (DCML), yayasan yang didirikan oleh HM Soeharto ini, tak henti melakukan berbagai upaya pemberdayaan masyarakat. Baik itu di bidang pendidikan, kesehatan lingkungan, maupun ekonomi.
Selain mendirikan unit usaha Warung Kita, Yayasan Damandiri juga menggelontorkan dana miliaran rupiah melalui unit usaha Modal Kita untuk menggerakkan perekonomian warga desa.