Pengelolaan Air dan Tanah yang Baik Jaga Kelestarian Pertanian Berkelanjutan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Potensi pasokan air melimpah, pertanian lahan basah dan kering menjadi andalan warga Lampung. Pengelolaan air bersumber dari Gunung Rajabasa, perbukitan Taman, Gunung Goci jadi sumber kehidupan warga Lampung Selatan.

Sumardi, salah satu petani menyebut memanfaatkan irigasi sungai Way Asahan di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan. Awalnya lahan pertanian sawah merupakan kebun tidak rata. Area berbukit miring dibentuk berundak atau terasering. Mengolah lahan miring menjadi datar dilakukan dengan petak petak untuk tanaman padi. Proses nglakar atau mengubah lahan kebun menjadi sawah dilakukan selama dua tahun. Agar tanah tidak tergerus ia membuat galengan atau talud. Galengan ditanami kelapa, sayuran hingga talas cegah longsor penopang petak sawah.

Pengelolaan air sebut Sumardi dilakukan memanfaatkan jaringan irigasi yang dibangun era Presiden Soeharto. Bendungan Way Asahan satu menjadi sumber kelestarian tanaman, pohon dan lahan pertanian. Pengelolaan air sebutnya menjadikan kawasan kaki Gunung Rajabasa bisa menghijau sepanjang tahun. Sungai dibendung sebagian secara alami di Lubuk Ludai, Lubuk Sepan sebagai sumber air lahan pertanian.

“Pasokan air irigasi secara alami dan buatan melalui bendungan permanen sebagian memakai susunan kayu, bambu dan batu menjadi sumber pengairan dan menyokong pertanian berkelanjutan, air irigasi sebagian dimanfaatkan sebagai kolam ikan selanjutnya digunakan sebagai sumber untuk pengairan lahan pertanian,” terang Sumardi saat ditemui Cendana News, Rabu (10/11/2021).

Sumardi mengatakan, lahan pertanian sistem berundak menggunakan susunan batu sungai yang disusun selanjutnya diperkuat memakai tanah dan lumpur. Jenis rumput gajahan, kolonjono, talas sebagian sengaja ditanam sebagai penguat.

Lihat juga...