Kenali Mikrotia dan Gangguan Pendengaran

Berdasarkan fungsinya, telinga luar berfungsi untuk menangkap dan menyalurkan gelombang suara ke struktur telinga tengah.

Mikrotia juga dapat disertai dengan atresia liang telinga (liang telinga sempit atau tidak ada). Derajat kelainan bentuk telinga biasanya berkaitan dengan derajat kelainan telinga tengah.

Ayu mengatakan, ada empat derajat kelainan bentuk telinga, yaitu Grade 1: dimana semua normal hanya saja ukuran telinga lebih kecil; Grade 2: ada struktur telinga yang tidak normal; Grade 3: telinga berbentuk seperti kacang (peanut shapes); dan Grade 4: telinga tidak ada sama sekali.

Penanganan Mikrotia

Telinga pada pasien mikrotia mengalami malformasi daun telinga dimana aurikula eksterna mengalami perkembangan abnormal.

Dokter spesialis THT-KL di RSUI, Dr. dr. Mirta H. Reksodiputro, Sp.THT-KL(K) menjelaskan jika liang telinga tidak menerima hantaran suara untuk menggerakan gendang telinga dan tulang pendengaran, maka suara yang masuk akan menjadi lebih kecil.

Kondisi ini tentu membuat khawatir para orang tua juga pasien sendiri. Anak dengan mikrotia memang dapat tumbuh normal dan sehat, namun terkadang timbul rasa kurang percaya diri pada anak sehingga anak cenderung menarik diri dari pergaulan.

Namun Mirta menyebutkan bahwa operasi rekonstruksi bisa dilakukan selain untuk memperbaiki fungsi pendengaran juga untuk kosmetik. Pada atresia liang telinga bilateral masalah utama ialah gangguan pendengaran.

Untuk mendiagnosis hal tersebut, perlu dilakukan skrining terlebih dahulu karena belum tentu anak dengan kelainan bentuk daun telinga juga mengalami gangguan pendengaran.

Bayi baru lahir biasanya dilakukan skirining pendengaran dengan OAE 3-7 hari kelahiran yang kemudian diskrining ulang setelah 3-6 bulan, OAE adalah suatu alat yang ditempatkan di lubang telinga dan memberikan hasil interpretasinya. Pada anak dengan atresia liang telinga bisa dilakukan pemeriksaan BERA.

Lihat juga...