WTM Fasilitasi Petani di Sikka Produksi Pupuk Organik
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Larutkan bersama air dan EM4 lalu tutup rapat dan fermentasikan selama 2 minggu, baru setelah itu disaring dan dimanfaatkan. Kami ajarkan pembuatan pupuk organik berupa kompos dan bokashi serta pupuk organik cair agar bisa digunakan,” jelasnya.
Aleks mengakui, hanya kelompok tani Sinar Tani di Desa Bhera, Kecamatan Mego saja yang membuat bokasi sementara kelompok tani lainnya membuat pupuk kompos.
“Pupuk organik yang dihasilkan ditebar saja di sekitar bedeng tanaman hortikultura serta tanaman perkebunan seperti kakao, cengkeh, pala dan vanili,” ungkapnya.
Direktur Wahana Tani Mandiri, Carolus Winfridus Keupung mengatakan, pihaknya mengajarkan petani membuat pupuk organik agar para petani tidak bergantung terhadap pupuk kimia.
Win sapaannya menyebutkan, ketergantungan pada pupuk kimia akan membuat petani harus berurusan dengan prosedur yang berbelit-belit guna mendapatkan pupuk kimia.
“Petani harus masuk menjadi anggota kelompok tani baru bisa mendapatkan kuota pembelian pupuk kimia. Padahal di lahan pertanian dan halaman rumah terdapat bahan-bahan yang bisa dibuat pupuk organik,” ucapnya.
Win tegaskan dengan mengolah pupuk organik maka dapat menghilangkan ketergantungan petani pada pupuk kimia dan bisa menghemat biaya produksi.