Wabup Dorong Petani Banyumas Tanam Kedelai

Editor: Makmun Hidayat

PURWOKERTO — Komoditas kedelai selama ini kurang diminati oleh para petani, terbukti jika harus menanami lahan selain padi, petani lebih banyak memilih untuk menanam jagung ataupun ketela pohon.

Padahal jika ditelisik lebih lanjut, kebutuhan kedelai di Banyumas cukup tinggi. Karenanya Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono mendorong para petani untuk menanam kedelai.

Menurut Wabup, Banyumas sebagai sentra produsen tempe yang berbahan dasar kedelai, membutuhkan suplai kedelai dalam jumlah besar setiap harinya. Sebab, pengrajin tempe mendoan sendiri jumlahnya sangat banyak.

“Katakanlah satu orang pengrajin tempe membutuhkan 10 kilogram kedelai misalnya untuk satu kali produksi, maka sudah bisa dihitung berapa kebutuhan kededai di Banyumas, karena pengrajin tempe ini jumlahnya ratusan atau bahkan sekarang sudah mencapai ribuan. Karena kita juga memiliki satu desa khusus yang terkenal sebagai sentra pembuatan tempe mendoan, yaitu Desa Pliken, Kecamatan Sokaraja,” kata Wabup, Senin (11/10/2021).

Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono di Purwokerto, Senin (11/10/2021). -Foto: Hermiana E. Effendi

Lebih lanjut Sadewo memaparkan, para petani kedelai bisa membentuk paguyuban atau mungkin koperasi, sebagai wadah untuk berinteraksi langsung dengan para pengrajin tempe di Banyumas. Sehingga mereka bisa menjual langsung kedelai, tanpa melalui perantara atau tengkulak.

“Jadi sama-sama menguntungkan, petani  kedelai bisa mendapatkan harga jual yang lebih bagus dan pengrajin tempe juga bisa mendapatkan harga yang lebih bagus, karena membeli langsung dari petani. Jika ini digiatkan, maka petani akan berbondong-bondong menenam kedelai dan kita bisa swasembada kedelai, Banyumas bisa mencukupi kebutuhan kedelai sendiri,” tuturnya.

Lihat juga...