Sedimentasi Sebabkan Badan Sungai Way Balau Menyempit
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Lumpur hitam pekat sebagian mengendap pada aliran sungai Way Balau sepanjang ratusan meter. Air laut surut berimbas pendangkalan atau sedimentasi terlihat, dan memunculkan sampah plastik dan berbagai jenis sampah lainnya.
Salah satu nelayan pemilik bagan congkel pencari teri di sungai itu, Walgito, harus menunggu air laut pasang, karena penurunan permukaan muara sungai mencapai lebih dari dua meter. Imbasnya, kapal nelayan tidak bisa keluar dari alur sungai karena memiliki risiko lunas dan lambung kandas.
“Selama puluhan tahun silam, warga Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung memanfaatkan sungai Way Balau,” kata Walgito saat ditemui Cendana News, Rabu (6/10/2021).
Walgito mengatakan, fungsi sungai Way Balau penting bagi kehidupan ekonomi, sosial masyarakat. Namun dampak dari bertambahnya jumlah penduduk, permukiman makin padat, tidak diimbangi fasilitas pembuangan sampah. Sungai pun menjadi lokasi pembuangan sampah langsung maupun tidak langsung. Selama puluhan tahun, pendangkalan sungai berdampak badan sungai menyempit.
“Sampah berbagai jenis ada yang langsung dibuang ke sungai terutama oleh warga, namun sebagian berasal dari selokan saat musim penghujan terbawa ke badan sungai, tersangkut pada tepian sungai, lalu tertimbun terus-menerus sehingga sungai makin dangkal, perahu hanya bisa bersandar maksimal ratusan meter pada alur sungai,” terang Walgito.
Walgito mengaku tidak bisa sepenuhnya menyalahkan warga di sekitar daerah aliran sungai (DAS). Pasalnya, penataan DAS Way Balau telah dilakukan dengan pembuatan tanggul atau talud penahan banjir. Pembuatan talud oleh Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung menjadi cara, agar saat banjir rob air laut tidak masuk permukiman warga. Sampah yang terbuang di sungai, mengendap sebagian berasal dari hulu sungai.