Nasi Ayam Khas Semarang, Perpaduan Sego Liwet, Krecek dan Kuah Opor nan Lezat
Editor: Maha Deva
Bu Mur menyebut, untuk mengolah nasi ayam, tidak berbeda jauh dengan membuat lontong atau nasi opor. Hanya saja agar rasa nasinya lebih gurih, maka cara memasakanya ditanak menggunakan santan kelapa. “Nasinya dimasak dengan air santan, bukan air biasa, jadi rasanya lebih gurih. Sementara dalam sajiannya diberi sayur labu manis dengan krecek atau kulit sapi, telur rebus, suwiran ayam, tahu putih, kemudian diberi kuah opor,” terangnya.
Penggemar nasi ayam di Semarang disebutnya masih banyak. Hanya saja akibat COVID-19, dengan pembatasan yang dilakukan, jumlah pembeli menjadi berkurang. “Biasanya anak sekolah dan kuliah juga banyak yang beli, apalagi di sekitar sini, ada banyak sekolah termasuk ada kampus UPGRIS, namun karena pandemi, semuanya jadi sekolah online, jadi pembelinya berkurang,” tandasnya.
Meski demikian, Murtiyah tetap bersyukur, di tengah keterbatasan tersebut, rezekinya masih mengalir, karena nasi ayam dagangannya masih laku. “Kalau ramai bisa dapat Rp 500 ribu, kalau sepi, ya separuhnya. Jadi tidak tentu. Namun syukur Alhamdulillah, masih diberi kesehatan dan tetap bisa berjualan,” tandasnya.
Salah seorang pembeli, Ahmad Ripai mengaku, meski tidak setiap hari, namun seminggu dua sampai tiga kali dirinya dipastikan menikmati menu nasi ayam tersebut. “Rasanya enak, gurih, isinya juga komplit, ada ayam, telur, krecek, tahu, sayur labu, jadi mengenyangkan. Harganya juga murah Rp10 ribu per porsi,” papar pengajar di UPGRIS tersebut.
Nasi ayam, menjadi salah satu makanan khas Semarang yang digemarinya. “Bahkan kalau ada teman dari luar kota datang ke Semarang, biasa saya ajak menikmati nasi ayam ini, tapi di kawasan Simpanglima. Disana buka hingga malam hari,” pungkasnya.