Budidaya Hortikultura di Bandar Lampung, Penuhi Kebutuhan dan Pasar Tradisional
Editor: Makmun Hidayat
Rianawati menyebut tanaman hortikultura bisa dipanen usia sebulan hingga tiga bulan. Jenis tanaman buncis sebutnya bisa dipanen untuk memenuhi permintaan pengepul. Buncis bisa dijual seharga Rp7.000 pada level pengepul. Jagung manis dijual seharga Rp3.000 per kilogram, berbagai tanaman bumbu jenis lengkuas, serai dan kunyit Rp1.000 per kilogram. Jenis jahe gajah dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram.
Sariyanti, salah satu petani menyebut selain hortikultura juga mengandalkan berbagai tanaman buah. Jenis tanaman buah yang dibudidayakan berupa jambu kristal dengan harga jual Rp5.000 per kilogram. Saat musim buah durian, ia bisa menjual dengan sistem borongan menyesuikan jumlah buah di pohon mulai harga Rp2juta perpohon. Saat musim buah manggis ia pun bisa mendapat hasil. Tanaman petai, jengkol ditanam olehnya untuk bahan lalapan.
“Kebun yang dimanfaatkan untuk penanaman komoditas buah produktif bisa dipanen setiap bulan sebagian tahunan,” ulasnya.
Jenis tanaman buah yang tidak mengenal musim berupa kelapa. Tanaman kelapa sebutnya kerap dijual ke pengepul sebagai bahan santan. Meski menunggu saat musim berbuah Sariyanti bisa memperoleh hasil dari tanaman jengkol dan petai. Kedua jenis tanaman itu digunakan sebagai bahan lalapan serta lauk. Budidaya tanaman hortikultura sebutnya menopang ketahanan pangan dan sumber ekonomi.
Pada kawasan dataran rendah, Suyitno, petani di Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa memilih menanam padi sebagai tanaman utama. Sebagai penyelang ia masih bisa membudidayakan tomat rampai, cabai rawit, bawang daun. Meski aliran air irigasi lancar ia menyebut mengistirahatkan lahan untuk tanaman padi hingga akhir tahun.