Ada Aksi Ambil Untung Harga Minyak Jatuh, OPEC Potong Proyeksi Permintaan 2021

Ilustrasi - Labirin pipa dan katup minyak mentah yang digambarkan selama tur oleh Departemen Energi di Cadangan Minyak Strategis di Freeport, Texas, AS, Kamis (9/6/2016) - Foto Ant

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk 2021, sambil mempertahankan prospek tahun 2022. Tetapi OPEC mengatakan, lonjakan harga gas alam dapat meningkatkan permintaan produk minyak karena pengguna akhir akan beralih. “Laporan bulanan OPEC hari ini tampaknya menawarkan sesuatu untuk bullish dan bearish dengan badan itu secara tak terduga mengurangi perkiraan permintaan minyak global mereka. Untuk tahun ini sambil menyesuaikan perkiraan pertumbuhan pasokan non-OPEC mereka turun,” kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

Pasar global, seharusnya tidak memperkirakan lebih banyak minyak dari Iran dalam waktu dekat. Amerika Serikat mengatakan siap untuk mempertimbangkan semua opsi jika Iran tidak mau kembali ke kesepakatan nuklir 2015. Di Rusia, Presiden Vladimir Putin mengatakan, harga minyak bisa mencapai 100 dolar AS per barel dan mencatat bahwa Moskow siap menyediakan lebih banyak gas alam ke Eropa jika diminta.

Pasar energi terfokus pada bagaimana krisis pasokan akan mempengaruhi permintaan minyak, terutama di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, China. “Ini adalah masa-masa sulit bagi China. Krisis energi yang parah mencengkeram negara ini,” kata Stephen Brennock, dari broker PVM.

Di India, yang mengalami kekurangan listrik terburuk sejak 2016 karena kekurangan batu bara, konsumsi bahan bakar merangkak lebih tinggi pada September, karena aktivitas ekonomi meningkat. India adalah importir minyak terbesar ketiga di dunia. Di Amerika Serikat, pemerintah memproyeksikan konsumen akan menghabiskan lebih banyak untuk memanaskan rumah mereka di musim dingin ini daripada tahun lalu sebagian besar karena melonjaknya harga energi.

Lihat juga...