Sentimen Tapering Mereda, Rupiah Ditutup Menguat

JAKARTA — Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore ditutup menguat, seiring meredanya sentimen tapering atau pengurangan stimulus oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), pasca-rilis data tenaga kerja pada akhir pekan lalu.

Rupiah ditutup menguat 40 poin atau 0,28 persen ke posisi Rp14.223 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.263 per dolar AS.

“Rupiah masih menguat untuk sementara oleh sedikit meredanya kekhawatiran tapering yang ditunjukkan oleh pasar yang menguat oleh risk appetite,” kata Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Data ketenagakerjaan non-pertanian atau non-farm payroll AS yang dirilis tercatat jauh di bawah ekspektasi. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan hanya ada 235.000 pekerjaan pada Agustus, setelah lonjakan sebanyak 1,05 juta pekerjaan pada Juli.

Hal tersebut dinilai memberikan keraguan ke pelaku pasar terkait waktu pelaksanaan kebijakan pengetatan moneter AS ke depan, baik tapering ataupun kenaikan suku bunga.

Pada pekan ini, Lukman pun memprediksi nilai tukar rupiah masih akan relatif bergerak stabil.

“Rupiah akan stabil dengan kecenderungan menguat tipis,” ujar Lukman.

Terkait pandemi, jumlah kasus harian COVID-19 pada Minggu (5/9) bertambah 5.403 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,13 juta kasus.

Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 392 kasus sehingga totalnya mencapai 135.861 kasus. Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 10.191 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 3,84 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 155.519 kasus.

Lihat juga...