Berkat Program DCML Keluarga Miskin Ini Miliki 11 Domba

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Alhamdulillah sekarang sudah lumayan. Saat ini saya punya dua ekor indukan betina yang sedang bunting. Lalu lima ekor siap untuk pembesaran, biasanya nanti dijual untuk kurban, akikah atau diambil warung sate. Serta empat ekor koleksi untuk putaran jual-beli di pasar,” ungkap Parno.

Selain memelihara kambing dan domba, Parno mengaku juga bekerja serabutan sebagai pengantar barang di pasar. Usaha jasa angkut itu ia jalankan dengan memanfaatkan motor roda tiga bekas yang ia beli dari hasil pinjaman modal usaha pada beberapa tahun silam.

“Alhamdulillah, kemarin, baru sekitar satu bulan, saya bisa beli motor roda tiga baru seharga Rp 28 juta. Ya hasil tabungan dari usaha budi daya dan jual beli kambing dan domba ini,” bebernya.

Saat ditanya kunci keberhasilannya dalam meningkatkan penghasilan dan taraf hidup keluarga, Parno menyebut pengelolaan keuangan adalah jawabanya. Ia mengaku selalu memilah-milah sekecil apa pun setiap hasil keuntungan untuk keperluan yang telah ia tentukan sebelumnya.

“Usaha budi daya dan penggemukan kambing itu kan lama bisa bulanan dan tahunan, jadi ya hasilnya hanya sebagai tabungan. Kalau jual beli, bisa lebih cepat. Itu yang saya gunakan untuk memutar modal dan menambah aset kambing. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ya dari hasil jasa angkutan. Itu pun sebagian sudah saya sisihkan untuk biaya bensin, biaya perawatan kendaraan, dan lain-lain. Jadi semua aman,” katanya.

Sementara Parno bekerja dan berjualan kambing di pasar-pasar, Marsidahlah yang bertugas mengurusi kambing dan domba di rumah.

Selain mengambil pakan berupa ampas tahu di tempat langganan, ia juga yang biasa memberi pakan rumput dan membersihkan kandang ternaknya.

Lihat juga...